Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyatakan bahwa pemerintah tidak mencampuri urusan di Partai Golkar termasuk calon ketua umum yang akan dipilih dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pertengahan Mei ini di Bali.

“Tidak ada pikiran mencampuri urusan partai, bahwa orang per orang ada yang dukung ya silakan, karena kader Golkar ya monggo-monggo saja,” kata Pramono Anung di Kantor Presiden Jakarta, Senin petang (9/5).

Ia menegaskan pemerintah tidak ikut campur dalam urusan partai. “Kalau Presiden datang, itu hanya membuka saja,” kata Pramono Anung.

Sebelumnya Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golongan Karya (Golkar) Yorrys Raweyai kecewa atas isu ada calon ketua umum yang didukung oleh pemerintah.

“Saya kecewa. Kenapa mesti isu tersebut keluar dari kader Golkar. Golkar itu berkarya, bekerja bersama pemerintah dalam membangun negeri,” kata Yorrys di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan pemerintah tidak mendukung calon mana pun, terlebih lagi Presiden Joko Widodo.

“Memang kami selalu komunikasi dengan tokoh-tokoh Golkar yang duduk sebagai eksekutif seperti Luhut (Menkopolhukam), Jusuf Kalla (Wapres) dalam rangka proses penyelesaian, rekonsiliasi sampai munas ini, mereka kan kader Golkar maka kami minta pandangan dan masukan,” kata dia.

Dia beserta Ketua Organizing Committee Munaslub Golkar Zainuddin Amali mengunjungi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.

Yorrys mengatakan kedatangan mereka untuk melaporkan perkembangan Munaslub yang akan digelar di Bali pada 15-17 Mei. Dia juga menyampaikan Luhut sebagai kader senior Golkar bekerja secara profesional.

“Beliau konsisten. Sejak bekerja sebagai pejabat negara, dia menanggalkan jabatan di Golkar, dia memilih calon ketua bukan ingin memilih karena ada mekanisme senior,” kata dia.

Menurut dia, sebagai senior, wajar jika Luhut didatangi oleh calon ketua umum seperti Setya Novanto, Ade Komaruddin dan Aziz Syamsuddin.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara