Rodrigo Duterte

Manila, aktual.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (11/1) menyebut para uskup di negara yang sebagian besar warganya adalah umat Katolik, sebagai “laknat”, dalam serangan ulang kepada gereja yang telah mengecam tindakannya dalam perang melawan narkoba.

Duterte, yang melancarkan perlawanan terhadap narkoba pada saat memegang jabatan pada 2016, masih tetap populer, tetapi kampanyenya yang membuat ribuan orang terbunuh, telah meningkatan keraguan terhadapnya.

“Cuma saya yang bisa memaki para uskup, ini kebenaran,” kata Duterte dalam pidato pada peletakan batu pertama pembangunan sekolah di bagian utara ibu kota Manila, dikutip Reuters, Jumat (12/1).

Duterte tidak menyebut secara khusus kecamannya kepada gereja pada Kamis, termasuk gagasan bahwa kebanyakan uskup adalah homoseksual.

“Mereka harus terbuka, menanggalkan selibat.” Duterte yang tidak rajin ke gereja, pada awal masa kepresidenannya mengatakan bahwa dia pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanaknya, oleh seorang pastor.

Gereja Katolik Roma menghadapi skandal pelecehan seksual di berbagai belahan dunia, meskipun tidak ada kasus besar dilaporkan di Filipina.

Dalam pidato sebelumnya Duterte juga mengolok-olok Tuhan dan ajaran Tritunggal yang Mahakudus.

Francis Lucas, pejabat pada Konferensi Wali Gereja Filipina, menyerukan tentang kepekaan.

“Kita harus lebih peka menghadapi kepekaan dan kemampuan menerima atas sikap pihak lain yang kurang hormat,” katanya kepada Reuters.

Perlawanan terhadap narkoba mendapat dukungan banyak pihak, namun sebagian gereja menjadi lebih kritis terhadap pembunuhan, dengan meminta tindakan yang lebih adil dan memberikan perlindungan kepada pemakai narkoba.

Sekitar 5.000 orang terbunuh dalam operasi oleh polisi anti-narkoba yang didukung Duterte.

Polisi menampik tudingan bahwa pembunuhan tersebut merupakan hukuman dan men yebut bahwa para pengedar narkoba itu terbunuh dalam baku tembak, dan polisi membela diri.

Sekitar 80 persen dari sekitar 100 juta penduduk Filipina adalah penganut Katolik Roma.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin