Warga sipil dinyatakan meninggal akibat serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap Kota Ar-Raqqah di Suriah Utara. (ilustrasi/aktual.com)

Ankara, Aktual.com – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa petempur pemberontak Suriah melancarkan operasi militer besar didukung pasukan Turki ke wilayah Suriah barat laut yang sebagian besar dikuasai pegaris keras.

Para pemberontak mengatakan bahwa mereka tengah bersiap untuk segera memulai operasinya di provinsi Idlib dan sekitarnya, yang merupakan wilayah daerah pemberontak yang paling padat penduduknya di Suriah.

Penduduk setempat melaporkan bahwa pihak berwenang Turki meruntuhkan bagian dinding perbatasan.

Serangan tersebut dilancarkan setelah Iran dan Rusia, yang mendukung Presiden Bashar al-Assad, dan Turki, yang mendukung pemberontak, sepakat pada bulan lalu untuk mengurangi pertengkaran antara pemberontak dan pemerintah di wilayah barat laut.

Serangan tampaknya bertujuan untuk membatasi gerak aliansi Tahrir al-Sham, kelompok garis keras terkuat di Suriah, dan untuk mengamankan perbatasan Turki.

“Ada operasi besar di Idlib, Suriah hari ini dan akan terus berlanjut,” kata Erdogan dalam pidato kepada Partai AK-nya, ia menambahkan bahwa Turki tidak akan mengizinkan “koridor teror” di perbatasannya dengan Suriah.

“Untuk saat ini Tentara Pembebasan Suriah sedang melakukan operasi” kata Erdogan.

“Rusia mendukung operasi tersebut melalui udara, dan angkatan bersenjata kami dari dalam perbatasan Turki,” tambahnya.

Pada Sabtu, Turki mengerahkan sejumlah tank dan kendaraan militer di perbatasan Suriah, membangun kekuatan militer disana, kata saksi.

Mustafa Sejari, seorang pejabat tinggi dalam Liwa al-Mutasem, sebuah kelompok pemberontak Suriah yang ikut ambil bagian dalam operasi tersebut, mengatakan bahwa Rusia tidak akan mendukung pemberontak dalam serangan tersebut.

“Sedangkan untuk Rusia, mereka tidak akan memiliki peran di daerah tersebut dari kendali kami sama sekali. Peran Rusia terbatas pada daerah di bawah kendali rezim,” katanya.

Ankara, Moskow dan Teheran mengumumkan kesepakatan pada bulan lalu untuk mendirikan dan melakukan patroli pada daerah “penurunan ketegangan” di wilayah Idlib, tempat Erdogan mengerahkan pasukannya.

Menteri luar negeri Turki mengatakan pada Sabtu bahwa Turki bermaksud mencegah terjadinya bentrokan di Idlib.[ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid