Jakarta, Aktual.com – Pelaksana tugas Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Jember M. Syafii mengatakan produk minuman air kemasan yang dikelola perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Jember tersebut merugi hingga Rp11 juta per bulan.

“Saat saya masuk ke PDAM, produk air kemasan yang dikelola oleh PDAM bertahun-tahun rugi Rp11 juta per bulan, sehingga saya akan melakukan evaluasi terhadap persoalan itu,” katanya di Jember, Rabu (17/8).

Menurut dia, pihaknya akan melakukan perbaikan secara internal dan eksternal untuk menekan kerugian itu dan kemungkinan produk minuman air kemasan bermerek “Hazora” diprediksi akan mendapatkan keuntungan dalam dua bulan ke depan.

“Kami akan membenahi proses produksi, kemudian memperbaiki manajemen pasar dan internal, serta penambahan pengembangan agen, sehingga cabang-cabang yang ada akan digerakkan untuk membantu pemasaran air kemasan Hazora,” tuturnya.

Ia menjelaskan harga air kemasan milik PDAM Jember itu masih di bawah harga pasar, apabila dibandingkan dengan produk air kemasan merek lain sehingga harus didorong untuk penyesuaian harga.

“Selain itu, kemasan air Hazora berisi 240 mililiter, sedangkan produk lain lebih sedikit yakni 220 mililiter sehingga wajar apabila terjadi kerugian. Namun kami akan evaluasi agar mendapat keuntungan,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Komisi C DPRD Jember Anang Murwanto berharap PDAM memanfaatkan potensi sumber mata air di Kecamatan Tanggul yang melimpah dan bisa dikembangkan di sana karena banyak perumahan di sana sehingga bisa diharapkan mendapat keuntungan.

“Kalau dilihat sisi permintaan, keuntungan paling besar ada di kemasan galon dan bukan air kemasan gelas dan botol, namun air kemasan galon kompetisinya sangat kompetitif,” katanya.

Anang meminta pemkab mewaspadai kemungkinan korporasi air mineral berskala global yang menguasai sumber-sumber mata air di Kabupaten Jember karena produk lokal yang dikelola PDAM Jember perlu didorong bersama dan PDAM sebagai badan usaha milik daerah diharapkan menjadi andalan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka