Yudi Latif
Yudi Latif

Saudaraku, kehidupan modern dengan segala ornamen dan gemerlap penampakannya seringkali menyilapkan manusia dari maksud perjalanan, terperangkap dalam kerlap-kerlip lampu dan peta jalan.

Adapun ilmu pengetahuan yang mestinya memandu manusia menyingkap kulit zahiri guna menemukan biji hikmah di jantung batini, kian hari kian tertawan pukau lahiriah.

Untuk ribuan tahun lamanya, psikologi didefinisikan sebagai studi tentang ”mental-kejiwaan” (mind). Hal ini dilakukan seseorg melalui observasi secara tenang terhadap kejadian-kejadian mentalnya sendiri yang muncul dan menghilang dari kesadaran. Praktik ini memerlukan usaha tekun, melalui pelatihan mental dan meditasi (zikir). Mereka yang konsisten mengamalkannya dalam jangka panjang mencapai kemajuan dalam kesehatan mental, kesadaran, pemikiran dan keputusan.

Sejak 40 tahun lalu, fokus psikologi sedikit bergeser menjadi studi tentang mental-kejiwaan (mind) dan perilaku (behaviour). Lantas lebih jauh melenceng dari trayek semula, menjadi studi tentang perilaku manusia dan hewan. ”Your mind,” ujar Ted Putnam, ”is now ignored if not lost.”

Psikologi arus utama, di bawah pengaruh sains, memiliki orientasi negatif dengan keasyikannya menggeluti perilaku eksternal (lahiriah). Kepedulian utama psikologi sekadar bagaimana membuat orang-orang yang mengalami sakit mental dan stress bisa kembali menjalani kehidupan secara “normal”, tak segan melalui bantuan obat.

Beruntung, psikologi yang semula berkembang di Timur pada umumnya memiliki orientasi yang positif dan berangkat dari perhatian terhadap orang-orang ”normal” dalam situasi kehidupan sehari-hari. Kepeduliannya adalah bagaimana membuat orang normal, yang dilukiskan lebih banyak tidur ketimbang bangun, mampu membangkitkan potensi kecerdasan mentalnya.

Di sini ada dua mental-kejiwaan (minds) yang diperhatikan: mental-kejiwaan sehari-hari (everyday mind) yang berfungsi seperti otak dalam Psikolog Barat. Namun, dibalik itu, Psikologi Timur mengakui adanya mental-kejiwaan yang lebih dalam (deeper mind, ultime mind), yang bersifat non-material yang biasanya terselubung oleh everyday mind. Dengan pelatihan mental semacam meditasi, zikir atau yoga, everyday mind bisa dilampaui, dengan begitu bisa menjangkau deeper mind.

Yudi Latif

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin