Kereta Commuter Line melintas di perlintasan kereta kawasan Cawang, Jakarta Timur, Jumat (19/8). PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menaikkan tarif seluruh relasi Commuter Line Rp1.000 yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2016. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Besaran belanja modal PT Kereta Api Indonesia adalah Rp7,5 triliun untuk seluruh pembiayaan investasi pada 2017, kata Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo.

Didiek mengatakan usai penandatanganan perjanjian kredit dengan Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (27/12), mengatakan besaran belanja modal tersebut digunakan untuk berbagai pembiayaan proyek penugasan pemerintah, seperti Kereta Api Bandara, sarana kereta untuk kereta ringan (LRT) Palembang dan Jabodetabek, peremajaan kereta dan sebagainya.

“Penugasan pemerintah cukup banyak, ada kereta api bandara yang semester II 2017 harus beroperasi, LRT Palembang untuk Asian Games, LRT di Jabodetabek Cibubur-Cawang-Dukuh Atas itu perpresnya sudah ada, jadi penugasan ke PT KAI. Jadi kita harus berinvestasi di ‘rolling stock’ (sarananya),” katanya.

Di samping itu, lanjut dia, juga ada investasi untuk pembangunan jalur ganda di Sumatera Selatan untuk menunjang angkutan batu bara PT Bukit Asam dan beberapa fasilitas Stasiun Palembang.

Tahun ini, Didiek mengatakan telah menandatangani kontrak dengan PT Bukit Asam untuk pengangkutan batu bara sekitar 20 juta ton dan tahun depan akan melanjutkan kontrak dan ditingkatkan menjadi 23,1 juta ton.

Selain dengan PT Bukit Asam, dia menyebutkan pihaknya juga telah bekerja sama dengan tiga sampai empat perusahaan swasta untuk pengangkutan barang atau logistik.

“Nanti akan ada 10 (perusahaan) lagi, batu bara ‘kan sedang bagus permintaannya,” katanya.

Sampai saat ini, dia mengatakan pihaknya telah mendapatkan kucuran dana sebesar Rp1,2 triliun dari Bank Mandiri berupa pinjaman transaksi khusus untuk pengembangan jalur ganda Sumatera Selatan dari area pertambangan Bukit Asam di Tanjungenim Baru ke Tarahan, Lampung.

Pinjaman tersebut diberikan Bank Mandiri kepada KAI selama jangka waktu 10 tahun.

“Rp1,2 triliun ini akan kita cairkan sekaligus sebelum akhir tahun,” katanya.

Didiek menuturkan pihaknya juga akan mencari dana tambahan untuk belanja modal melalui penerbitan surat utang pada 2017 sekitar Rp2 triliun.

“Nanti sisanya ada pembiayaan dari internal plus pinjaman dari perbankan, kita akan imbang antara obligasi dengan pinjaman perbankan,” katanya.

Investasi lainnya, dia menyebutkan, yaitu pembelian 438 kereta (gerbong) di mana satu gerbong senilai Rp5 miliar yang saat ini sudah dipesan ke PT Inka.

“Tahun depan akan tambah lagi, totalnya nanti dalam tiga tahun jadi 900 kereta,” katanya.

Dia mengatakan unit kereta tersebut akan dipersiapkan untuk Lebaran tahun depan, yaitu sekitar tujuh rangkaian kereta yang sudah siap di mana masing-masing rangkaian terdiri dari 10 kereta (gerbong).

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan