Moscow, Aktual.com – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu bertemu dengan diplomat tinggi China Wang Yi, dan mengatakan bahwa hubungan Rusia-China penting untuk menjaga stabilitas global.

Putin dalam pembicaraan yang berlangsung di Moskow tersebut mengatakan hubungan internasional tidak menjadi lebih baik setelah runtuhnya sistem bipolar (runtuhnya Uni Soviet) tetapi menjadi lebih berbahaya.

“Dalam hal ini, kerja sama di kancah internasional antara Republik Rakyat China dan Federasi Rusia, seperti yang kami tekankan berulang kali, sangat penting untuk stabilisasi situasi internasional,” kata Putin dalam pertemuan dengan Wang yang telah melakukan lawatan ke Eropa sejak 14 Februari,

Putin meminta Wang untuk menyampaikan salamnya kepada Presiden China Xi Jinping. Putin juga mengatakan undangan untuk Xi mengunjungi Rusia tetap berlaku.

Kedua presiden bertemu langsung di China menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun lalu, dan mengumumkan kemitraan “tanpa batas”.

Putin mengingatkan bahwa Rusia dan China menetapkan sasaran untuk mencapai nilai perdagangan tahunan sebesar 200 miliar dolar AS (setara Rp3.037,5 triliun) pada 2024, dan angka tersebut mencapai 185 miliar dolar (setara Rp2.809,6 triliun) tahun lalu.

Menurut Putin, dengan volume perdagangan yang terus tumbuh, maka diperkirakan sasaran tersebut akan dapat tercapai lebih awal dari yang direncanakan.

Sementara itu, Wang mengatakan hubungan China-Rusia tetap bertahan meski menghadapi tekanan komunitas internasional dalam “situasi internasional yang sangat kompleks dan tidak stabil,” dan hubungan itu terus berkembang dengan stabil.

“Krisis terus-menerus muncul, tetapi dalam krisis ada peluang, dan peluang juga berubah menjadi krisis – ini adalah pengalaman sejarah,” ujarnya.

Ia mendesak Putin untuk melakukan upaya bersama dalam menanggapi krisis dan menggunakan peluang guna memperdalam kerja sama.

“Hubungan kita tidak mengarah kepada negara ketiga, dan tentunya tidak tunduk kepada tekanan pihak ketiga, karena kita memiliki landasan yang sangat kuat — baik secara ekonomi, politik, maupun budaya,” tegasnya.

Sebelumnya, Wang, mantan menteri luar negeri China dan saat ini direktur Kantor Komisi Pusat Luar Negeri Partai Komunis China, juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Kunjungan penting Wang dilakukan hanya beberapa hari sebelum peringatan pertama perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari tahun lalu.

Beijing tidak secara langsung mendukung “operasi militer khusus” Rusia, tetapi mengutuk sanksi Barat terhadap Moskow.

Sumber: ANADOLU

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i