Prayers in al-Aqsa mosque were attacked by Israeli forces. (file photo)

Kairo, Aktual.com – Pemerintah Qatar menyeru negara Arab agar mengambil sikap bersatu, guna meningkatkan hak rakyat Palestina dan mengakhiri pelanggaran serta agresi Israel terhadap Masjid Al-Aqsha dan tempat suci Kristen.

Qatar menekankan perlunya bagi tindakan Arab melalui Komite Menteri mengenai Palestina dan Gagasan Perdamaian Arab untuk mendesak PBB, Dewan Keamanan dan masyarakat internasional agar melaksanakan tanggung-jawab mereka.

Tujuannya ialah membuat Israel melaksanakan resolusi sah internasional mengenai pemulihan hak sah rakyat Palestina dan pendirian Negara Palestina Merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.

Seruan tersebut disampaikan dalam pidato Duta Besar Qatar untuk Mesir dan Wakil Tetap untuk Liga Arab Saif bin Muqaddam Al Buainain dalam pertemuan luar biasa Liga Arab.

Pertemuan tingkat Delegasi Tetap Liga Arab itu diadakan pada Selasa (13/10) di Markas Besar Liga Arab guna membahas pelanggaran Israel di Jerusalem dan penyebuan Masjid Al-Aqsha.

Al Buainain menyatakan bahwa sejak awal serangan tersebut, Amir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Ath-Thani telah melakukan kontak dengan pemimpin lain negara Arab dan Islam untuk membahas pelanggaran Israel di Jerusalem dan penyerbuan Masjid Al-Aqsha, kata kantor berita Xinhua, Rabu (14/10).

Duta Besar Al Buainain menegaskan tindakan Israel tersebut terhadap rakyat Palestina adalah pelanggaran nyata atas resolusi sah internasional serta hukum kemanusiaan internasional. Ia menggambarkan tindakan Israel itu sebagai perbuatan rasis yang menjijikkan terhadap rakyat Palestina yang tidak bersenjata.

Al Buainain dengan keras mencela pertumpahan darah yang terjadi pekan ini, ketika pasukan pendudukan Israel menembak satu anak Arab dan membiarkan dia bergelimang darah sementara pemukim Yahudi berkeliling di sekitar dia dalam tindakan yang menyakitkan perasaan kemanusiaan.

Pada Senin (12/10), Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyeru Pemerintah Israel agar “mengekang pemukim Yahudi, serangan dan provokasi mereka” terhadap tempat suci umat Muslim dan terhadap rakyat Palestina yang tidak bersenjata.

Abbas menyampaikan seruannya selama pertemuan dengan timpalannya dari India Pranab Mukherjee di Istana Presiden Palestina di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.

Ia mengatakan pihak Palestina terikat komitmen pada proses perdamaian –yang dilandasi atas penyelesaian dua-negara– untuk mendirikan Negara Palestina Merdeka, dengan Jerusalem sebagai Ibu Kotanya, di perbatasan 1967.

Kantor Berita Resmi Palestina (WAFA) melaporkan Abbas memberi penjelasan kepada Presiden India mengenai situasi terkini di Wilayah Palestina, dan peningkatan tindakan Israel yang berbahaya serta menuntut Israel agar “melaksanakan komitmennya sejalan dengan kesepakatan yang telah ditandatanganinya”.

Artikel ini ditulis oleh: