Warga membeli makanan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Jumat (18/5). Pasar Takjil Benhil yang ada setiap bulan Ramadan tersebut dipadati warga yang membeli makanan untuk berbuka puasa. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah tidak terasa tinggal menghitung hari datang menemui kita di tengah carut-marutnya pandemi COVID-19. Saat kita dihadapkan pada situasi yang penuh kewaspadaan ini, Ramadhan datang tanpa bisa ditunda lagi.

Untuk menghadapi bulan nan suci ini, Pakar gizi dari Rumah Sakit Haji Pondok Gede,dr Endang Widyastuti mengatakan, masyarakat diharap mencukupi kebutuhan nutrisinya secara maksimal.

“Setiap orang itu mempunyai kebutuhan asupan makanan yang berbeda-beda. Karena itu, masyarakat harus terlebih dahulu mengetahui jumlah kebutuhan makanan setiap harinya,” katanya, ditulis Rabu (24/3).

Tak hanya itu, Dia pun menyarankan agar masyarakat untuk berkonsultasi dulu ke dokter spesialis gizi dalam menghadapi ramadhan ditengah pandemi.

“Misal, kalau kita ambil rata-rata kebutuhan kalori per hari orang Indonesia itu biasanya sekitar 1500 kalori sampai dengan 2000 kalori. Nah itu harus tercukupi, baik dalam keadaan puasa maupun tidak puasa,” ujarnya.

Pada bulan Ramadhan nanti, sambungnya tentu pola makan orang yang berpuasa akan berubah, yaitu makannya hanya pada waktu sahur, berbuka puasa, dan juga sebelum tidur. Karena itu, menurut dia, orang yang puasa harus pintar mensiasatinya agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga di tengah virus Covid-19.

“Kalau kita tidak bagus mensiasatinya itu bisa-bisa kita kelebihan dan bahkan bisa kekurangan sama sekali. Dan jika kekurangan, walaupun tidak ada wabah Covid-19 pun juga gak bagus. Begitu juga jika kelebihan,” katanya.

Untuk menyiasatinya, maka dia kembali menegaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mencari tahu dulu jumlah kebutuhan nutri atau kalori dalam setiap harinya. Menurut dia, jika menurut doter spesialis gizi kebutuhannya 1500 kalori per hari, maka orang yang akan berpuasa harus mencukupinya.

“Dan kalau pada saat puasa, kita harus mensiasati bagaimana kita mencukupi kebutuhan nutrisi itu dalam sahur, buka dan sebelum tidur. Jadi, dengan begitu sebenarnya diharapkan kita bisa memaksimalkan nutrisi kita, sehingga otomatis kebutuhan imun kita bisa terbentuk,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh: