Victoria, Aktual.com – Sekitar 150 orang dari kelompok anti Islam di kota Bendigo, pedalaman Victoria, Australia, Rabu (16/9) malam, membuat kegaduhan di luar rapat pemerintah kota setempat. Akibatnya, rapat tersebut dibubarkan karena kondisinya yang kurang kondusif.

Rapat pemerintah kota yang dipimpin langsung oleh Walikota Bendigo, Peter Cox itu dilakukan untuk membahas kelanjutan pembangunan masjid pertama di kota tersebut.

Aksi mereka sudah mulai tampak sejak sebelum rapat dimulai di luar Balai Kota. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menolak kehadiran masjid.

Mereka meneriaki para pejabat setempat dengan kata-kata anti Islam serta kata-kata melecehkan lainnya. Walikota Cox bahkan diteriaki “pengkhianat” dan “mundur saja” oleh oknum kelompok tersebut.

“Kami tidak bisa meneruskan rapat, dan saya skors rapatnya sekitar setengah jam untuk memanggil polisi. Saat itulah mereka berteriak-teriak sehingga diputuskan rapat tidak diteruskan,” jelas Walikota Cox ketika dihubungi, dikutip dari kantor berita ABC, Kamis (17/9).

Walikota Cox mengaku hal itu bukan serangan secara pribadi terhadapnya, namun ia mengatakan sangat kecewa oleh apa yang dia gambarkan sebagai “perilaku intimidasi” dari para pemrotes.

Menurut Walikota Cox, perilaku yang ditunjukkan para pemrotes itu sebenarnya menunjukkan keterbatasan pengetahuan mereka mengenai demokrasi.

“Mereke meminta referendum untuk menentukan “Apakah boleh atau tidak boleh mendirikan masjid di Bendigo “- padahal keputusannya sudah dibuat oleh pemerintah kota pada Juni 2014,” katanya.

Tokoh yang menentang kehadiran masjid di Bendigo, Julie Hoskin, yang turut hadir di ruangan pertemuan itu Rabu malam, mengaku aksi protes ini sama sekali tidak direncanakan.

“Tidak direncanakan, tapi jika melihat perlakukan walikota dan pejabat lainnya terhadap warga, mereka kelewat batas,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: