Semarang, Aktual.co — Diperkirakan, ribuan jamaah penganut Syiah menggelar peringatan hari Asyura atau dikenal 10 Muharom di Gedung Kesenian Jateng. Mereka mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein bin Ali, pada peristiwa pertempuran Karbala melawan hampir 10 ribu tentara pasukan Bani Umayyah yang dipimpin Ubaidullah bin Ziyad.
“Jangan sampai Karbala terulang kembali. Kalau terulang, jangan bingung menentukan sikap. Carilah ciri-ciri Husein, carilah ciri Abbas, dan bergabunglah dengan khafilah mereka,” kata Ustad Toha Al-Musawa saat memberi cerahan di depan jamaah Syiah di Gedung Kesenian Jawa Tengah, Semarang, Senin (3/11).
Peringatan Hari Asyura ini digelar oleh Yayasan Nuruts Tsaqalain Semarang. Para pecinta keluarga Nabi Muhammad atau lebih dikenal Ahlul Bait ini mengenang drama wafatnya Imam Husein di Karbala pada 10 Muharram 61 Hijriah atau tanggal 10 Oktober 680 Masehi saat memimpin 70 pasukan dari Bani Hasyim melawan hampir 10 bala tentara dari Bani Umayyah.
Dalam mengenang Hari Asyura ini, mayoritas warga Syiah baik laki-laki maupun perempuan menggunakan busana serba hitam. Mereka duduk takzim menyimak ceramah Ustad Toha Al-Musawa mengulas soal kilas balik tragedi Karbala. Karbala merupakan satu wilayah yang ada di Iraq sekarang.
Berdasarkan pantauan Aktual.co di lapangan, lebih dari dua ribu warga penganut syiah yang mengenang sejarah para nabi. Peringatan hari Asyura oleh jamaah Syiah dijaga ketat personil keamanan. Tak jauh daru satu kilometer tempat pelaksanaan Asyura, sejumlah petugas dari unsur TNi/ Polri tampak berjaga-jaga. Begitu pula dari tempat jarak peringatan dibantu personel polisi.
“Setiap hari adalah Asyura artinya kita harus mengambil pelajaran dari Husein,” ujar Ustad Toha.
Agar peringatan berjalan khidmat, para pengunjung yang akan menghadiri peringatan Hari Asyura harus lebih dulu melewati metal detektor. Alat ini berguna untuk mendeteksi kemungkinan ada pengunjung yang hendak mengacau jalannya peringatan.