Bencana Tanah Longsor di Kintamani (Dok BNPB)

Bojonegoro, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur berencana memindahkan empat kepala keluarga (KK) ke tanah Perhutani karena tanah milik korban di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan rawan terjadi longsor susulan.

“Tim Ahli Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Migas Cepu, Jawa Tengah merekomendasikan lokasi permukiman di atas tanah retak harus dikosongkan karena rawan terjadi longsor susulan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu (18/2).

Apalagi, lanjut dia, berdasarkan keterangan warga setempat longsor sudah pernah terjadi beberapa waktu lalu..

Karena itu, menurut dia, pemkab dan pemerintah desa akan segera merelokasi warga ke tanah Perhutani menggunakan sistem tukar guling dengan tanah milik warga yang retak.

“Pemkab akan memberikan santunan untuk biaya relokasi warga didukung anggaran pemerintah desa melalui pos tanggap bencana,” ujar dia lagi.

Menurutnya, Dinas Sosial setempat juga akan melakukan pelatihan bagi warga korban tanah retak, karena tanah pertanian yang mereka miliki juga rusak terkena dampak dalam kejadian tanah retak di desa setempat.

“warga terancam tidak bisa bekerja karena tanah pertaniannya rusak akibat terkena longsoran tanah. Pemkab akan melakukan pemantauan kesehatan warga terdampak sebanyak 11 jiwa, di antaranya ada yang lanjut usia dan sedang hamil,” katanya pula.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Tim Ahli Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Migas Cepu yang melakukan penelitian dengan tim BPBD sehari lalu, juga merekomendasikan tanah retak di lokasi itu harus segera diisi tanah lempung.

Tujuannya agar tanah menjadi padat, sehingga air hujan tidak meresap ke dalam tanah sebagai usaha menghindari longsor susulan.

“Sifat fisik tanah itu gembur dan air mudah meresap dengan ketebalan 5 meter, selain adanya bidang gelincir dengan sudut lereng 37 derajat,” kata dia.

Langkah lain yang perlu dilakukan, katanya pula, pada lereng setempat perlu ditanami tanaman berakar kuat untuk menahan longsoran.

“Ancaman banjir juga rawan terjadi saat hujan deras,” katanya menegaskan.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tanah retak dan mengalami penurunan berkisar 0,5-1 meter di kawasan tanah seluas 7,5 hektare yang didahului ledakan, di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kamis (16/2).

Namun sebanyak 11 jiwa (4 KK) yang menghuni tujuh rumah di atas tanah retak di lokasi setempat harus dievakuasi ke tempat yang aman dengan jarak 1 kilometer dari lokasi kejadian, bahkan rumah warga harus dibongkar. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara