Menkeu Bambang Brodjonegoro (tengah) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 di Gedung kemkeu, Jakarta, Rabu (5/8). Realisasi pendapatan negara pada semester pertama mencapai Rp.771,4 triliun atau 43,8 persen sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp.913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com — Pemerintah melaporkan realisasi pendapatan negara sampai 31 Juli 2015 mencapai Rp771,4 triliun, atau 43,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp1.761,6 triliun.

Persentase tersebut lebih rendah dari realisasi APBNP 2014 yang sebesar Rp820,9 triliun atau 50,2 persen dari target APBNP 2014 yang sebesar Rp1.635,4 ttiliun.

“Masih di bawah dari tahun lalu karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) migas yang sebesar Rp150,2 triliun,” ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (5/8).

Dari pencapaian tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp621 triliun atau 41,7 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.489,3 triliun.

Sedangkan realisasi peneriman bukan pajak (PNBP) mencapai Rp150,2 triliun atau 55,8 persen dari target Rp269,1 triliun. Ini lebih tinggi jika dbandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai 53,3 persen.

Bambang juga mengatakan realisasi belanja negara mencapai Rp913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja negara. Realisasi tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp524,1 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp389,3 triliun.

“Berarti defisitnya Rp142 triliun atau 1,22 persen dari PDB. Tapi sudah dapat pembiayaan Rp207,5 triliun atau kelebihan cash Rp65,4 triliun,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka