Temanggung, Aktual.com – Tradisi “Rejeban Plabengan” menjadi salah satu daya tarik wisata di lereng Gunung Sumbing di Dusun Cepit, Desa Pagergunung, di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Tradisi “Rejeban Plabengan” yang diselenggarakan di Dusun Cepit, Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jumat (30/3), dihadiri ratusan orang, baik warga Temanggung maupun dari luar daerah Temanggung.

Tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap hari Jumat Wage pada bulan Rajab ini, warga membawa tenong berisi nasi tumpeng, pisang, ingkung ayam, dan lauk pauk lainnya ke Bukit Plabengan yang terdapat makam sahabat Ki Ageng Makukuhan.

Ki Ageng Makukuhan dipercaya masyarakat setempat sebagai penyebar agama Islam di wilayah Temanggung dan sekitarnya.

Desa Pagergunung merupakan desa wisata dari 10 desa wisata yang ditetapkan Pemkab Temanggung. Di Desa Pagergunung, tepatnya di Dusun Cepit merupakan salah satu jalur pendakian ke puncak Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Woro Andijani mengatakan ritual di Dusun Cepit ini cukup menarik bagi wisatawan, karena ada keunikan di dalamnya, antara lain, dalam membawa makanan warga menggunakan tenong.

“Jadi sangat unik dan khas, saat mereka berangkat atau pulang dari Bukit Plabengan, barisan warga yang memikul tenong tersebut menjadi bidikan para fotografer, apalagi panorama di sekitar berupa ladang sayuran dengan latar belakang gunung sehingga menarik sekali,” katanya.

Ia menuturkan pengunjungnya dari tahun ke tahun terus bertambah, bukan hanya dari warga Temanggung saja, tetapi dari daerah lain, bahkan ada turis dari Prancis.

Kades Pagergunung Sukarman mengatakan tradisi Rejeban Plabengan ini untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang.

“Kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Pagergunung kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan banyak rezeki,” katanya.

Ia menyebutkan tradisi Rejeban Plabengan tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu, yakni untuk tumpengan besar tahun lalu hanya satu buah, saat ini ada tujuh buah tumpengan besar dari tujuh rukun tetangga (RT) di Desa Pagergunung.

Ia mengatakan tradisi ini diawali dengan kegiatan pengambilan air di wilayah Gunung Sumbing oleh tujuh orang utusan Dusun Cepit pada Kamis (29/3), kemudian malamnya digelar tahlilan obor, dan shalawatan. Setelah Rejeban Plabengan selesai dilanjutkan pentas kesenian tardisional.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: