Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – UMKM terancam akan kena dampak besar dari resesi ekonomi dunia. Pasalnya, hingga kini belum ada kebijakan pemerintah yang bisa memproteksi masyarakat miskin. Justru, fakta yang terjadi subsidi sektor energi sebesar Rp 12 Triliun dicabut.

“Banyak UMKM bergantung pada subsidi BBM dan LPG. Terutama LPG 3kg. Kalau dilihat dari kondisi ekonomi global yang akan resesi ekonomi, maka pemerintah akan mengorbankan UMKM kita,” ujar Ekonom INDEF, Bhima Yudistira ditulis Sabtu (12/10).

Bhima memberi gambaran, pada krisis 1998, UMKM masih pakai kayu bakar sebagai alternatif untuk tetap menjalankan usahanya secara sustainable. kemudian, semua UMKM beralih memakai LPG, khususnya yang 3Kg. Kemudian setelah beralih ke LPG 3Kg, maka ketergantungan pada subsidi juga besar.

Nah, Bhima menilai jika subsidi ini juga dicabut, maka kondisi ekonomi di bawah akan bahaya. Terlebih lagi, sambung Bhima, tarif dasar listrik bagi pengguna 900 VA dan iuran BPJS juga mengalami kenaikan.

“Pemerintah kelihatannya tak punya empati pada UMKM. APBN tak dipersiapkan untuk hadapi resesi ekonomi dunia,” jelasnya.

Bagi Bhima, pernyataan bahwa daya beli masyarakat masih kuat juga tidak tepat. “Kuat bagaimana? Semua naik, iuran BPJS, tarif tol adjustment. Listrik 900 Kwh mau dipangkas juga. Jadi kebijakan ekonomi pemerintah tak punya nurani dan empati,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: