Surabaya, Aktual.com — Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengemukakan ibarat anak panah, Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Ulama pimpinan Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari merupakan ‘busur’ bagi munculnya peristiwa 10 November 1945.

“Kalau 10 November adalah rudal, maka hulu ledaknya adalah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari dari Tebuireng Jombang,” katanya pada acara ngaji bareng bersama Cak Nun yang berlangsung di Bondowoso, Jawa Timur, Minggu (25/10) malam hingga Senin (26/10) dini hari WIB.

Cak Nun bersama dengan Kiai Kanjeng tampil untuk pertama kalinya di depan khalayak Kabupaten Bondowoso dalam acara yang diprakarsai oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Selain Cak Nun, pengajian itu juga menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, KHR Achmad Azaim Ibrahimy.

Cak Nun juga menegaskan bahwa peristiwa pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 10 November 1945 di Kota Surabaya yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan itu betul-betul merupakan “karya” dari Nahdlatul Ulama (NU) yang sebenarnya.

Sementara KH Azaim mengemukakan bahwa Resolusi Jihad yang kemudian menggerakkan rakyat di berbagai daerah di Jawa Timur, khususnya kaum santri untuk berjuang mengusir penjajah adalah bentuk dari hijrah.

“Kalau tidak ada Resolusi Jihad, maka tidak akan ada peristiwa 10 November. Dulu Mbah As’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin, ulama terkemuka dari Situbondo) juga menggerakkan kaum santri di daerah ini dan dari Madura untuk bergabung ke Surabaya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: