Walikota Surabaya Tri Rismaharini melambaikan tangan kearah wartawan saat akan mengikuti sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (8/6). Risma hadir sebagai saksi bagi pemohon atas gugatan terhadap UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pengalihan Wewenang Penyelenggaraan Pendidikan kepada pemerintah provinsi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyerahkan sepenuhnya kemungkinan dirinya maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta kepada takdir Tuhan. Dirinya tidak bisa menjawab apakah nantinya maju atau tidak dalam hajat demokrasi lima tahun di DKI Jakarta, Februari 2017 mendatang.

“Aku enggak tahu, temen-temen boleh percaya boleh tidak. Tapi saya yakin banyak yang enggak percaya. Semua orang ngomong, tapi kalau Tuhan menentukan lain gimana?” katanya usai diskusi ‘electronic planning’ di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (21/7).

Risma berkaca pada pencalonannya di Pemilihan Wali Kota Surabaya akhir 2015 lalu. Dimana dirinya kerap menyampaikan tidak mau mencalonkan kembali menjadi Wali Kota Surabaya. Akan tetapi, kehendak Tuhan berkata lain.

Lambat laun, dukungannya menggelinding dan menjadi besar. Padahal, pada awalnya dukungan hanya dua persen. Namun warga Surabaya terus menggalang dukungan dan naik menjadi 20 persen dan terus terkerek naik dua minggu kemudian. Atas dasar itulah dirinya tidak mau menjawab maju atau tidaknya dalam Pilgub DKI Jakarta.

Bagaimana jika warga ibu kota berikut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sendiri yang memintanya maju dalam Pilgub DKI?

“Mati aku, hahaha,” katanya sembari tertawa.

“Kalau Ibu itu, saya enggak bisa jawab. Kan saya sudah janji. Saya enggak mau kalau mati ditagih janjinya. Yang bisa jawab ini harusnya warga Surabaya,”

“Misalkan saya bilang saya siap, ngomong siap. Tiba-tiba mohon maaf ya, ini yang aku takutkan. Mohon maaf ya, tiba-tiba Tuhan ngomong ‘kamu siap ya tak uji, kamu saya kasih bencana’, mati aku. Itu yang aku takutkan,” demikian Risma.

 

Laporan: Sumitro

Artikel ini ditulis oleh: