Karena keperkasaan Kerajaan Sriwijaya yang disegani pada masanya, Laksamana Cheng Ho, diplomat dari dinasti Ming China, mendatangi Palembang untuk memberikan cap resmi. Itulah yang kemudian menginspirasi Chandra untuk menamai maskapainya dengan nama Sriwijaya Air.

Di tengah persaingan antar maskapai penerbangan yang makin ketat dari masa ke masa, Sriwijaya Air mampu bertahan dan bahkan berkembang hingga menjadi lebih baik lagi. perkembangan maskapai ini pesat; di pertengahan 2009, Sriwijaya Air telah mengoperasikan 23 pesawat dan telah melayani lebih dari 33 rute domestik dan dua rute internasional.

Saat ini, Sriwijaya Air tercatat sebagai salah satu maskapai yang mengoperasikan pesawat Boeing terbanyak, hingga mencapai 36 unit. Meskipun harga tiket Sriwijaya Air agak lebih mahal dibandingkan Lion Air, namun harga tiket pesawatitu tak semahal Garuda Indonesia.

Selain itu, rute dan jadwal penerbangan Sriwijaya Air yang lengkap juga jadi faktor yang menentukan preferensi penumpang.

Menurut review, Sriwijaya Air adalah pilihan tepat untuk mereka yang tak ingin menghabiskan dana terlalu besar untuk membeli tiket pesawat.

Penumpang juga puas, karena Sriwijaya makin on time dalam hal jadwal penerbangan. Tak hanya itu, di kabin pun disediakan makan siang atau makan malam gratis, atau snack, tergantung waktu perjalanan. Ini tak bisa dipungkiri merupakan prestasi yang ditorehkan Sriwijaya Air, yang pantas dibanggakan para pendirinya.

Baginya, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia punya kesamaan, yakni pantang mengorbankan keselamatan penumpang. Mereka berupaya melakukan yang terbaik dan memaksimalkan upaya mengadakan penerbangan yang aman sejak di darat.

Keduanya juga, menurut Chandra, sama-sama punya visi untuk memajukan Indonesia di bidang transportasi udara dengan berkomitmen untuk memberikan pelayanan.

 

Artikel ini ditulis oleh: