Jakarta, Aktual.com – Rumor soal akuisisi dompet digital DANA oleh Grup Sinarmas kembali menghangat dengan masuknya Alibaba ke dalam peta persaingan.

Spekulasi ini muncul setelah Alibaba mengirimkan sinyal-sinyal akan lebih agresif dalam mengembangkan kekuatan Lazada di tengah persaingan e-commerce tanah air, terutama setelah perkawinan Tokopedia dengan Go-Jek menjadi GoTo.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan, langkah Alibaba menggaet DANA merupakan hal yang wajar.

“Apa yang dilakukan perusahaan startup untuk kolaborasi memang hal yang wajar. Dulu ekosistem dikembangkan sendiri, tapi kan mahal biayanya. Lebih baik kolaborasi dengan ekosistem yang ada. Contohnya soal pembayaran digital, bisa dimanfaatkan untuk perluas opsi pembayaran konsumen e-commerce,” ujarnya, Senin (20/12).

Sebaliknya, hal ini juga menguntungkan bagi DANA. Tanpa berkolaborasi dengan e-commerce, dompet digital itu tidak bisa ekspansi. Ke paylater, misalnya.

“Kalau DANA paylater sendiri nggak bisa ekspansi kalau tidak kerja sama dengan platform e-commerce. Data ada di platform e-commerce yang paham profil calon debitur atau peminjam, ratingnya, kepuasaan konsumennya. Ujungnya, data itu dipakai sebagai credit scoring paylater,” imbuhnya.

Terkait hal ini, Bhima menganggap di sektor digital yang diutamakan adalah membangun ekosistem. Untuk bertumbuh pesat tidak bisa mengandalkan satu layanan saja. Sehingga kolaborasi DANA dan Lazada untuk berkompetisi dengan pemain besar lainnya menjadi strategi yang tepat.

Merujuk data Neurosensum dan Statista pada 2021, ShopeePay masih menjadi jawara jika ditinjau dari tingkat penetrasi pasar dengan 68 persen. OVO dan DANA menempati posisi kedua dan ketiga dengan masing-masing 62 persen dan 54 persen. Adapun Go-Pay sedikit berada di bawah DANA (53 persen). Namun, dari aspek lain, persentase pengguna DANA terindikasi mencapai 60 persen, jauh meninggalkan Go-Pay yang ‘hanya’ menguasai 28 persen kue.

Sebagai informasi, saat ini Alibaba sudah mengoleksi 45 persen saham DANA, sementara 49 persen lainnya dimiliki EMTEK. Seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, sulit untuk menentukan valuasi DANA mengingat injeksi dana selama ini dilakukan secara tertutup. Namun, diperkirakan Alibaba akan merogoh kocek hingga US$1miliar untuk mengambil alih DANA.

Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, DANA belum memberikan tanggapan terhadap rumor. Namun, secara terpisah, diberitakan oleh Bloomberg pada (17/12) Alibaba memang saat ini sedang menggenjot investasi di ¬e-commerce Asia Tenggara melalui Lazada, dengan menggelontorkan dana hingga USD100 miliar.

“Kami tidak akan memberikan pernyataan atau tanggapan apa pun terhadap kabar di luar informasi resmi perusahaan,” ujar VP of Communications DANA Putri Dianita secara tertulis ketika diwawancara media beberapa waktu yang lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby