Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat dua poin menjadi Rp12.188 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.190 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa mata uang rupiah menguat meski tipis di tengah antisipasi pengumuman tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang diperkirakan dipertahankan di level 7,5 persen.

“Dipertahankannya BI rate itu dikarenakan jarak dengan inflasi yang masih lebar, serta rencana kenaikan harga BBM yang disesuaikan dengan kejatuhan harga minyak akan membuat ekspektasi inflasi lebih rendah dari perkiraan awal,” paparnya di Jakarta, Kamis (13/11).

Selain itu, lanjut dia, diperkirakan BI juga akan memuat perkiraan angka defisit transaksi berjalan periode kuartal III 2014, diekspektasikan defisit mengalami penurunan dari posisi kuartal II 2014 ke kisaran 3,4-3,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Namun, diperkirakan rupiah berpeluang melemah kembali terhadap dolar AS,” katanya.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri yang masih cukup kondusif seiring dengan suasana politik di dalam negeri yang tidak lagi relatif panas menjadi salah satu faktor rupiah bertahan di area positif.

Kendati demikian, menurut dia, kenaikan mata uang rupiah terhadap dolar AS itu cenderung bersifat jangka pendek, potensi pelemahan masih terbuka seiring belum adanya kepastian realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Terpantau pada pukul 10.00 WIB, mata uang rupiah bergerak melemah sebesar tujuh poin menjadi Rp12.197 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka