Semarang, Aktual.com — Merosotnya nilai rupiah terhadap kurs dollar menembus Rp14.400 berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PKH) di 23 perusahaan dari 21 Kabupaten/ Kota se-Jateng. Selama periode Januari-Agustus 2015, tercatat jumlah karyawan terkena PHK mencapai 1.305 orang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah, Wika Bintang mengatakan jumlah pekerja/ buruh yang di PHK diperkirakan naik, apabila gejolak rupiah terus melemah sampai akhir tahun.
“Nah, ini akibat dollar yang naik-naik terus-menerus. Jumlah PHK ini terbilang tinggi ketimbang tahun lalu,” ujarnya ditulis Sabtu (29/8).
Hampir karyawan perusahaan terkena PHK berada di wilayah Pantura dan Sola Raya. Sedangkan wilayah Selatan-Barat Jawa Tengah, hampir tidak ditemukan pemecatan pegawai. Rata-rata PHK berasal dari sektor garmen, tekstil dan plastik berbahan baku impor.
Pihaknya telah berusaha meminimalisir efek melemahnya rupiah terhadap PHK massal. Antara lain menghimbau perusahaan-perusahaan untuk semaksimal mungkin tidak memutus hubungan kerja pegawai. Disnakertans terbuka bagi perusahaan yang ingin berkonsultasi jika terdapat masalah terkait karyawan.
“Namun sekiranya PHK itu kemudian memang sudah harus, karena perusahaan tidak mampu bertahan, kami siap alih profesi,” terang Wika
Alih profesi yang dimaksud adalah pelatihan ketrampilan bagi para mantan karyawan. Alih profesi ditujukan sebagai profesi sementara selama menunggu pekerjaan baru. Wika mengingatkan, bila PHK menjadi pilihan terakhir, perusahaan wajib membayar pesangon pekerja.
Disisi lain, saat ini banyak investor yang membuka perusahaan baru di Jawa Tengah. Perusahaan-perusahaan tersebut banyak yang belum terpenuhi jumlah pegawainya.
“Seperti di Boyolali kemarin, butuh 6.000 pekerja. Itu belum terpenuhi. Baru 5.000 pegawai. Nah monggo, yang PHK dari sektor sama, ini ada lowongan di sektor garmen. Boleh lewat kami, atau langsung kesana,” tuturnya.
Gejolak ekonomi yang mengakibatkan PHK karyawan, buruh, pekerja semakin meningkatnya angka pengangguran bertambah. Berdasarkan data Disnakertrans Februari 2015, angka pengangguran berjumlah 920.000-an orang.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka