Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (28/3) sore bergerak melemah sebesar 110 poin menjadi Rp13.335 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.225 per dolar AS.

“Mata uang rupiah memimpin pelemahan di pasar uang negara berkembang terhadap dolar AS, menyusul maraknya spekulasi bahwa semakin dekatnya Amerika Serikat menaikan suku bunga acuannya,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta.

Saat ini, lanjut dia, fokus pelaku pasar uang sedang tertuju pada data kerja Amerika Serikat, data itu dapat dijadikan sebagai petunjuk kapan kemungkinan bank sentral AS (The Fed) menaikan suku bunga acuannya.

“Pada pekan ini, Amerika Serikat sedianya akan merilis data tenaga kerjanya, sentimen yang beredar menunjukkan tenaga kerja naik setelah para pengusaha AS menciptakan lebih dari 200.000 pekerja di bulan Maret,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa komentar “hawkish” dari beberapa pejabat The Fed juga telah membuat investor mengantisipasi kenaikan suku bunga paling cepat pada bulan April tahun ini dan cenderung menghindari aset mata uang berisiko.

Di sisi lain, lanjut dia, data manufaktur Tiongkok yang akan dirilis pada pekan ini juga menjadi fokus pelaku pasar untuk menentukan seberapa kuat dampaknya terhadap ekonomi global.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambah bahwa komentar “hawkish” pejabat The Fed membuat investor waspada terhadap kenaikan suku bunga AS sehingga mata uang utama dunia cenderung melanjutkan koreksi terhadap dolar AS.

“Pekan lalu, pembuat kebijakan bank sentral AS mensinyalkan kenaikan suku bunga pada April atau Juni. Namun, keputusan itu masih tetap hati-hati dengan menyesuaikan kondisi global,” ujarnya Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (28/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.323 dibandingkan hari sebelumnya (24/3) Rp13.250.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan