Jakarta, Aktual.com – Manager Penangan Kasus dan Emergency Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Edo Rakhman menyatakan bahwa Presiden harus mengevaluasi kebijakan tentang keluar masuknya kapal pesiar di perairan laut Indonesia. Menurutnya, kapal pesiar sangat mudah memasuki perairan Indonesia dan tidak membawa keuntungan untuk negara.

Pernyataan ini merupakan reaksi dari rusaknya area terumbu karang seluas 1.600 meter persegi di perairan Raja Ampat, Papua Barat, dikarenakan kandasnya kapal pesiar MV Caledonian Sky pada 4 Maret lalu.

“Kami secara organisasi telah menyampaikan bahwa yang pertama kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden tentang kemudahan kapal-kapal pesiar masuk ke Indonesia harus dievaluasi lagi karena adanya kejadian yang kemarin,” ujar Edo di Kantor Walhi, Jakarta Selatan, Rabu (15/3).

“Jika dikaitkan kebijakan itu tidak serta merta membawa keuntungan untuk negara justru malah menimbulkan kerusakan terumbu karang,” tambahnya.

Ia juga menyarankan agar Pemerintah Pusat dan Papua Barat segera membuat rencana zona pesisir dan pulau-pulau kecil untuk jalur yang dilalui kapal pesiar dan pelayaran.

“Pemerintah Pusat atau Pemerintah Papua Barat itu segera membuat rencana zona pesisir dan pulau-pulau kecil. Kemudian sekaligus jalur pelayaran yang jadi rute untuk pelayaran kapal pesiar,” ungkap Edo.

Ia juga mengatakan bahwa informasi yang diterimanya kerusakan terumbu karang tersebut justru lebih luas yang diperkirakan sebelumnya, hingga 13.000 meter persegi. Jika memang benar, tentunya kondisi ini akan sangat sulit dibenahi.

“Informasinya hingga 13.000 meter yang rusak. Karena hal itu terumbu karang yang tercipta secara alami tidak dapat seperti semula. Jika dilakukan rehabilitasipun tidak akan mengembalikan seperti semula,” imbuhnya.

Rehabilitasi terumbu karang, lanjut Edo, memerlukan waktu hingga puluhan tahun. Oleh karenanya, akan sangat sulit diterima jika kerusakan ini hanya diganti dengan sejumlah uang saja.

“Wahh kalau untuk rehabilitasi itu perlu sampai 20-30 tahun mungkin, itupun tidak bisa mengembalikan seperti alamiah. Sebenarnya hal ini tidak dapat ditukar dengan uang, karena trumbu karang tumbuh secara alami ciptaan Tuhan,” tutupnya.

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Arbie Marwan