Jakarta, Aktual.com – Rusia semakin mengurangi kerjasamanya dengan Amerika Serikat dalam bidang energi nuklir pada Rabu (Kamis WIB), menghentikan sebuah kesepakatan riset dan menonaktifkan salah satu pengubah uranium, dua hari setelah Kremlin menghentikan sebuah pakta plutonium dengan Washington.
Pemerintah Rusia mengatakan bahwa sebagai sebuah langkah pencegahan terhadap sejumlah sanksi AS yang dijatuhkan kepada Rusia atas Ukraina, mereka menyingkirkan sebuah pakta penelitian terkait nuklir dan energi dengan AS.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka turut menghentikan kesepakatan antara perusahaan nuklir mereka, Rosatom, dengan Departemen Energi AS dengan alasan yang sama, terkait studi pengubahan sejumlah reaktor penelitian Rusia menjadi uranium.
Pada Senin, Presiden Vladimir Putin menghentikan sebuah kesepakatan dengan Washington terkait pembersihan plutonium tingkat senjata, mengeluarkan tanda bahwa dia bersedia untuk menggunakan penyingkiran senjata nuklir sebagai sebuah penawaran terhadap konflik dengan AS atas Ukraina dan Suriah.
“Pembaruan sejumlah sanksi terhadap Rusia, yang mencantumkan pemberhentian kerjasama Rusia-Amerika dalam bidang energi nuklir menuntut pemberlakuan langkah pencegahan terhadap pihak AS,” pemerintah Rusia mengatakan dalam situs resmi mereka.
Di Washington, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Amerika Serikat belum menerima pemberitahuan resmi dari Rusia meskipun dia telah melihat sejumlah laporan media terkait pemberhentian kesepakatan penelitian itu.
“Jika mereka benar, kami akan menyayangkan keputusan Rusia yang secara sepihak menghentikan kerjasama terhadap apa yang kami yakini sebagai sebuah isu yang penting yang memenuhi kepentingan kedua negara,” juru bicara Mark Toner mengatakan dalam sebuah pengarahan berita harian.
“Langkah tak bersahabat” Kementerian Luar negeri Rusia mengatakan bahwa keputusan itu ditempuh sebagai tanggapan terhadap “langkah tak bersahabat” dari Washington. Yang dikeluarkan dua hari setelah Washington mengatakan bahwa mereka menghentikan diskusi dengan Rusia terkait usaha untuk mengakhiri kekerasan di Suriah.
Kesepakatan terkait kerjasama dalam penelitian ilmiah terkait nuklir dan energi, ditandatangani pada 2013 lalu, memberikan garis batas hukum yang diperlukan untuk memperluas kerjasama antara sejumlah laboratorium dan institut teknologi dan nonproliferasi nuklir AS dan Rusia.
Kesepakatan uranium, yang ditandatangani pada 2010, memberikan studi yang memberikan kemungkinan untuk pengubahan enam reaktor penelitian Rusia dari uranium tingkat tinggi yang berbahaya menjadi uranium tingkat rendah yang lebih aman.
“Kami tidak dapat lagi mempercayai Washington dalam sektor yang sensitif itu saeperti modernisasi dan keamanan sejumlah fasilitas nuklir Rusia,” Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby