Satgas Dwelling Time

Jakarta, Aktual.com — Satuan Tugas (Satgas) Dwelling Time yang dibentuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan jalur kereta barang yang menghubungkan Stasiun Pasoso, Jakarta Utara, dengan Stasiun Lapangan Kontainer Jakarta International Container Terminal Pelabuhan Panjung Priok ditargetkan beroperasi akhir Desember 2015.

“Desember 2015 atau selambatnya Februari 2016 kereta barang yang menghubungkan Tanjung Priok ke Cikarang Dry Port bisa beroperasi. Pak Menko berharap jangan sampai lewat tahun ini,” kata Ketua Satgas Dwelling Time Agung Kuswandono dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (26/10).

Agung yang juga Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman berharap, dengan mulai beroperasinya jalur rel sepanjang 1,2 kilometer itu maka akan dapat menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok ke pelabuhan lain melalui kereta barang.

“Jadi memang tidak terlalu panjang. Tapi gara-gara ini (jalur kereta barang), terputuslah akses ke sejumlah lokasi. Kalau tersambung, proses (arus barang) bisa langsung terus ke Surabaya atau Banyuwangi. Jadi bisa mengembangkan ekonomi lebih besar ke luar,” katanya.

Agung melanjutkan, proses pengadaan dan pembayaran lahan sudah selesai dilakukan sejak Agustus-September lalu.

PT KAPM, anak perusahaan PT KAI yang menjadi pelaksana jasa konstruksi proyek kereta barang itu, telah melakukan proses “aanwijzing” (penjelasan pekerjaan) lapangan pada kedua lokasi perpanjangan rel kereta.

“Kesimpulannya, bahwa lokasi penambahan jalur rel kereta dari Stasiun Pasoso ke rencana Stasiun Dermaga 208 tidak memiliki kendala,” katanya.

Kendati demikian, Agung mengatakan perusahaan tersebut masih terkendala timbunan material milik Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang masih akan menggunakan lahan tersebut hingga Oktober 2015.

“Ada proyek jalan layang di Pelabuhan Tanjung Priok, kalau buat ‘crossing’ kereta api, tentu harus disingkirkan karena materialnya besar-besar. Insya Allah bukan masalah besar, proses kerja akan lebih cepat setelah Oktober ini,” katanya.

Untuk menjamin adanya akses keluar masuk terminal JICT menuju Stasiun Lapangan Kontainer JICT, PT KAI dan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR sepakat untuk melakukan pergeseran atau perubahan “ramp off” (pintu keluar) yang sudah dibangun.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman Rizal Ramli melakukan pembongkaran jalur kereta barang yang tertutup beton di area Pelabuhan Tanjung Priok pada September lalu.

Rizal menegaskan, adanya kereta barang akan bisa mengurangi kemacetan di pelabuhan di wilayah Jakarta Utara itu.

Kemacetan di pelabuhan dipercaya dapat memangkas waktu inap barang (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok yang saat itu sekitar 5-6 hari. Sementara itu, pemerintah menargetkan bisa mencapai hanya sekitar 2-3 hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan