g20
g20

Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan bahwa pemerintahnya menentang ekonomi-ekonomi besar dunia meluncurkan paket stimulus fiskal dalam menghadapi pertumbuhan global yang sedang melambat.

Upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian mereka dengan melonggarkan moneter bisa menjadi “kontraproduktif”, Wolfgang Schaeuble mengatakan dalam sebuah konferensi menjelang pertemuan para menteri keuangan G20 di Shanghai.

Para gubernur bank sentral telah datang di bawah tekanan menjelang pertemuan ekonomi-ekonomi utama dunia untuk melepaskan senjata moneter baru guna membantu merangsang pertumbuhan yang kendur dan meyakinkan investor.

Jepang telah mengadopsi suku bunga negatif, Bank Sentral Eropa telah memulai program pelonggaran kuantitatif besar, dan Federal Reserve AS telah mengisyaratkan kemungkinan penundaan untuk menaikkan suku bunganya.

Schaeuble mengatakan bahwa “berpikir tentang stimulus lebih lanjut hanya mengalihkan perhatian dari tugas nyata di tangan,” menambahkan bahwa Berlin “tidak setuju pada paket stimulus fiskal G20”.

“Kebijakan moneter sangat akomodatif tepatnya bahkan mungkin menjadi kontraproduktif dalam hal efek samping negatif,” katanya.

“Kebijakan-kebijakan fiskal serta kebijakan moneter telah mencapai batas mereka, jika Anda ingin ekonomi riil tumbuh tidak ada jalan pintas tanpa reformasi.” Komentarnya berlawanan dengan Menteri Keuangan AS Jacob Lew, yang mengatakan awal pekan ini bahwa kebijakan fiskal dan moneter adalah “alat-alat penting”.

“Ketika digunakan bersama-sama, mereka kuat. Dan itulah pesan yang kita bawa,” dia mengatakan kepada Bloomberg Television.

“Ini berarti bahwa di negara-negara ekonomi besar, wilayah-wilayah yang memiliki ekonomi besar, mereka harus menggunakan alat kebijakan.” Karena Jerman negara terbesar dan terkaya Uni Eropa, sering memiliki prioritas ekonomi yang berbeda dari anggota lain.

Schaeuble, yang dikenal karena kejujurannya, sebelumnya secara terbuka mengkritik ECB karena terlalu akomodatif.

Penggunaan pengeluaran selama lebih dari dua dekade terakhir untuk menanggulangi krisis ekonomi tidak lagi muncul bekerja, katanya Jumat, menambahkan bahwa tingkat utang terlalu tinggi sementara pertumbuhan tetap terlalu rendah.

“Model pertumbuhan yang didanai oleh utang telah mencapai batasnya,” kata dia. “Jika kita terus di jalan ini kita tidak perlu lagi menonton televisi, orang mati berjalan akan menguasai kita, khususnya di bidang keuangan dan konstruksi.” Dia tidak menyebutkan secara spesifik di negara-negara mana perusahaan seperti zombie ada — meskipun mereka adalah masalah abadi di Tiongkok.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka