Sementara, menurut catatan BEI, pendapatan emiten-emiten di BEI naik 10 persen atau Rp 185 triliun dari Rp 1.876 triliun pada kuartal III-2017 menjadi Rp 2.061 triliun pada kuartal-III-2018. Sementara laba bersih emiten-emiten mencatatkan kenaikan sebesar 12 persen atau Rp 26 triliun dari sebesar Rp 218 triliun pada kuartal III-2017 menjadi sebesar Rp 244 triliun pada kuartal III-2018.

Dari data itu, Lanjar menilai, akan menjadi salah satu sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena optimisme investor pada kinerja saham-saham Indonesia yang membaik di tengah tekanan setimen global. Kenaikan kinerja emiten itu dikarenakan efisiensi serta fundamental perusahaan yang juga semakin baik.

Namun, ia memberi catatan, sentimen itu hanya sementara saja bagi IHSG karena hal ini biasanya terjadi setelah adanya earning season. Selanjutnya, perilaku investor dan juga sentimen akan lebih berpengaruh bagi IHSG.Perilaku lebih ke kepercayaan investor pada rencana ekspansi emiten di tahun depan dan adanya window dressing.

Beberapa sektor dengan kenaikan laba juga patut diperhatikan seperti emiten-emiten di sektor industri dasar dan properti serta konstruksi. Untuk saham industri dasar, emiten-emiten yang terkait dengan peternakan terkait dengan kebijakan menyoal pakan ternak dan juga kebijakan harga unggas, bisa dicermati.

Sementara untuk sektor properti dan konstruksi, ia menyarankan investor mulai mempertimbangkan untuk membeli setelah pemilihan umum 2019 karena pemerintah yang sepakat menunda beberapa proyek guna mengurangi impor bahan baku konstruksi demi menjaga rupiah.