Jakarta, Aktual.com — Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 308 titik panas atau “hotspot”, yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan, tersebar di Pulau Sumatera, Minggu (26/7).

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, di Pekanbaru mengatakan Riau menjadi penyumbang “hotspot” terbanyak dengan jumlah 122 titik.

Daerah lainnya di Sumatera yang menjadi penyumbang “hotspot” adalah Sumatera Selatan dengan 59 titik, Jambi 58 titik, Sumatera Utara 25 titik, Sumatera Barat 19 titik, Bengkulu 10 titik, Bangka Belitung sembilan, Lampung lima titik dan Kepulauan Riau dengan satu titik panas.

Sementara itu, lokasi paling banyak terdapat terdeteksi “hotspot” di Riau adalah di Kabupaten Pelalawan dengan 44 titik.

Kemudian lokasi lainnya berada di Kabupaten Bengkalis dengan 17 titik, Kampar 16 titik, Indragiri Hulu 14 titik, Indragiri Hilir delapan titik, Dumai tujuh titik, Rokan Hilir lima titik, Kuantan Singingi empat titik, dan Rokan Hulu dua titik.

“Titik panas dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen mencapai 71 titik yang dipastikan titik api kebakaran,” kata Sugarin.

Potensi kebakaran masih sangat tinggi karena suhu udara pada temperatur maksimal bisa mencapai 34 derajat Celcius dengan kelembaban 97 persen.

Menurut dia, jarak pandang pada pukul 07.00 WIB hanya mencapai satu kilometer. Jarak tersebut merupakan batas minimal aman untuk aktivitas penerbangan.

Kemudian dari alat pemantau Indeks Standar Pencemar Udara di Kota Pekanbaru menunjukkan kualitas udara dalam level “Sedang” akibat polusi asap.

“Secara umum kondisi cuaca di wilayah Riau cerah berawan disertai kabut asap tipis pada pagi dan malam hari,” kata Sugarin.

Artikel ini ditulis oleh: