Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Pola gerak rupiah pada perdagangan hari ini masih akan terimbas oleh sentimen negatif pasar global. Akan tetapi, berdasar data Bank Indonesia, laju rupiah masih terlihat mampu bertahan di zona hijaunya.

Hal ini terjadi karena adanya imbas positif dari stabilnya inflasi dan afirmasi dari lembaga pemeringkat dunia, Moody’s yang memberikan peringkat utang Indonesia di level investment grade.

“Kami memperkirakan rupiah dapat kembali terus melanjutkan penguatannya jelang rilisnya data-data ekonomi Indonesia. Tetapi, selalu cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” tegas analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Rabu (3/2).

Reza, menyebutkan, secara tekhnikal penguatan rupiah membentuk Bullish Piercing Line yang berarti penguatan rupiah dapat berlanjut secara jangka pendek. Saat ini rupiah di level support Rp13.690, sedangkan target resisten pada lelev Rp13.545.

“Harga minyak yang kembali melemah di area US$30 per barrel menjadikan sentimen negatif, sehingga memberikan ruang bagi dollar AS untuk berbalik menguat,” tandas dia.

Penguatan mata uang Amerika Serikat itu terjadi karena para pelaku pasar melakukan aksi beli terhadap dollar AS. Padahal dalam beberapa hari terakhir, dollar AS terus mengalami pelemahan.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka