New South Wales, Aktual.com – Seorang pria Australia berusia 50 tahun dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi mirip rabies yang ”sangat langka” yang ditularkan melalui gigitan kelelawar, kata pejabat kesehatan Australia pada Kamis, (3/7).
Dilansir dari CBS News, pria yang tidak disebutkan identitasnya tersebut, awalnya pernah digigit kelelawar beberapa bulan lalu, namun kemudian ia meninggal pada Kamis (3/7). Kelelawar yang menggigitnya itu dilaporkan membawa virus jenis lyssavirus dari kelelawar Australia, demikian dilaporkan layanan kesehatan di New South Wales (NSW) dalam sebuah pernyataan.
Sebelum meninggal, pria dari wilayah utara New South Wales, yang tidak diketahui identitasnya itu, sempat tercatat berada dalam ”kondisi kritis” di rumah sakit.
Para pejabat mengatakan ia dirawat setelah gigitan itu, dan mereka sedang melakukan penyelidikan untuk melihat apakah ada paparan atau faktor lain yang berperan dalam penyakitnya.
”Meskipun sangat jarang menemukan kasus lyssavirus kelelawar Australia, tidak ada pengobatan yang efektif untuk itu,” kata Keira Glasgow, direktur perlindungan kesehatan di NSW Health dalam pernyataan tersebut.
Keira Glasgow mengatakan ada 118 orang yang memerlukan bantuan medis setelah digigit atau dicakar kelelawar sepanjang 2024, tetapi ini adalah kasus virus pertama yang dikonfirmasi di New South Wales, dan kasus keempat di Australia.
Untuk diketahui, virus tersebut — kerabat dekat rabies, yang tidak ada di Australia — ditularkan ketika air liur kelelawar memasuki tubuh manusia melalui gigitan atau cakaran. Namun gejala pertama mungkin baru muncul setelah beberapa hari atau tahun.
Tanda-tanda awal penyakit ini mirip flu — sakit kepala, demam, dan kelelahan, kata layanan kesehatan. Kondisi korban memburuk dengan cepat, yang menyebabkan kelumpuhan, delirium, kejang, dan kematian.
Masyarakat diminta harus menghindari, menyentuh, atau memegang kelelawar, karena kelelawar mana pun di Australia dapat membawa lyssavirus, kata dinas kesehatan New South Wales. Hanya petugas penanganan satwa liar yang terlatih, dilindungi, dan divaksinasi yang boleh berinteraksi dengan mamalia terbang tersebut, demikian peringatannya.
”Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal digigit atau dicakar kelelawar, Anda perlu segera mencuci luka tersebut secara menyeluruh selama 15 menit dengan sabun dan air, lalu mengoleskan antiseptik yang mengandung zat anti-virus,” demikian imbauan NSW Health.
”Pasien kemudian memerlukan perawatan dengan imunoglobulin rabies dan vaksin rabies.”
Virus itu sendiri telah ditemukan pada spesies kelelawar terbang dan kelelawar pemakan serangga, kata NSW Health. Sedangkan spesies kelelawar yang terlibat dalam kematian terbaru belum teridentifikasi.
”Lyssavirus kelelawar Australia sangat erat hubungannya dengan rabies, dan akan menyebabkan kematian pada orang yang rentan jika terinfeksi dan tidak segera diobati,” kata James Gilkerson, pakar penyakit menular di Universitas Melbourne.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Mei 1996 oleh para ilmuwan di badan sains nasional CSIRO, yang memeriksa jaringan otak dari seekor kelelawar. Kemudian pada tahun itu, seorang pawang kelelawar di Queensland jatuh sakit. ”Kesemutan dan kelemahan awal yang dialami di lengannya berkembang menjadi koma dan kematian,” kata badan sains itu dalam dokumen daring tentang virus tersebut.
”Dua kasus selanjutnya di Queensland — seorang wanita pada tahun 1998 dan seorang anak laki-laki berusia delapan tahun pada tahun 2013 — mengakibatkan kematian setelah digigit atau dicakar kelelawar,” katanya.
Badan sains telah menemukan adanya perbedaan halus antara lyssavirus pada kelelawar terbang dan kelelawar pemakan serangga. Kelelawar yang terinfeksi dapat menularkan virus ke manusia, kelelawar lain, dan mamalia lain.
Untuk diketahui pula, tahun lalu, sedikitnya tiga orang meninggal di Amerika Utara setelah digigit atau terpapar kelelawar. Pada November 2024, seorang guru di California meninggal setelah digigit kelelawar yang diduga membawa virus rabies di dalam kelasnya.
Pada bulan Oktober 2024, pejabat kesehatan di Kanada mengumumkan bahwa seorang anak meninggal karena penyakit rabies setelah terpapar kelelawar di kamar mereka. Sekitar seminggu sebelumnya, para pejabat mengumumkan seorang warga negara AS meninggal karena penyakit rabies setelah terpapar kelelawar di Minnesota barat pada bulan Juli.
(Indra Bonaparte)