Jakarta, Aktual.com — Mantan kapten Kamerun Samuel Eto’o, yang memutuskan pensiun dari sepakbola internasional pada tahun 2014 lalu, mengatakan kepada CNN sudah waktunya dunia meningkatkan responnya terhadap bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Pemain berusia 34 tahun itu mendesak para pemimpin dan media untuk bereaksi atas tragedi kemanusiaan.

Yayasan Eto’o telah mengumpulkan lebih dari $75.000 AS untuk membantu pengungsi korban dari serangan teroris Boko Haram. Dan, kemudian Eto’o mengatakan dirinya yakin Afrika dalam posisi yang tepat untuk melakukan hal yang sama “meningkatkan suara mereka untuk mengecam kengerian ini dan meningkatkan kesadaran.”

“Saya terpengaruh, seperti banyak dari saudara Afrika saya yang diintimidasi oleh Boko Haram,” katanya.

“Kami melihat kekejaman ini dan kami tampak tak berdaya.

“Kita perlu untuk mengatasi situasi ini. Kita perlu untuk mencari solusi,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Eto’o mengatakan, bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mengalahkan Boko Haram dan ideologinya adalah melalui pendidikan, yang ia sebut “senjata paling tangguh.”

“Kita perlu menciptakan sekolah dan memberikan kemungkinan untuk anak-anak ini untuk belajar dan memahami,” jelas Eto’o, yang sudah malang melintang ke Italia, Spanyol, Rusia, Inggris dan Turki, memenangkan tiga gelar Liga Champions Eropa. Dia juga menjadi salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di dunia saat membela Anzhi Makhachkala.

“Beberapa anak-anak ini dipengaruhi oleh situasi masih muda dan mudah dimanipulasi, Anak-anak ini digunakan dan bergabung dengan organisasi teroris ini.”

Bulan lalu, serangan oleh militan Boko Haram di pasar dan rumah sakit di Kamerun utara menewaskan sekitar 30 korban jiwa serta melukai 145 orang.

Sementara itu, Kolonel Didier Badjeck, juru bicara militer Kamerun, mengatakan para penyerang “datang dari seluruh bukit di Nigeria” untuk meluncurkan serangan di kota Kerawa.

Eto’o, yang kini bermain untuk klub Turki Antalyaspor, mengatakan, “Kami ingin menunjukkan cara yang tepat untuk saudara muda kita, tapi kebodohan yang kita miliki di Afrika mengarah ke saudara-saudara kita sendiri menembaki kami.”

“Ketika Anda berada di Afrika, dan Anda kadang-kadang lebih baik (sesuatu) dari Eropa atau Amerika, Anda tidak dianggap Afrika.”

“Ini membuat frustrasi, tetapi Anda tidak bisa marah. Saya menolak untuk menjadi bodoh. Satu-satunya pesan yang ingin saya berikan adalah bahwa saya ingin orang-orang memiliki akses yang mudah untuk pendidikan.”

Artikel ini ditulis oleh: