Jakarta, Aktual.com —  Pengelolaan blok Mahakam kembali menjadi perhatian utama setelah pemerintah mengeluarkan keputusan tentang siapa yang berhak mendapatkan jatah untuk mengelola wilayah yang kaya akan sumber energi migas di tanah air itu. Keputusan untuk tidak memberikan porsi saham blok migas yang terletak di Kalimantan Timur tersebut secara 100 persen kepada PT Pertamina (Persero) justru dikecam oleh banyak kalangan termasuk oleh serikat pekerja Pertamina sendiri, yakni Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Bahkan, dalam aspirasinya, FSPPB ini sempat menuntut agar Presiden Joko Widodo segera mengoreksi keputusan tersebut. Jika tidak, seluruh serikat pekerja ini telah sepakat untuk melakukan perenungan kreatif (Mogok Kerja). Akan tetapi, hingga hari ini belum ada sama sekali respon dari Pemerintah terkait aspirasi serikat pekerja perusahaan strategis milik negara itu.

“Respon Pemerintah, belum ada. Kami tidak tahu, mestinya Pemerintah tidak boleh mengabaikan ‘aspirasi’ berupa tuntutan tersebut,” ujar Presiden FSPPB Eko Wahyu Laksmono saat berbincang dengan Aktual di Jakarta, Senin (29/6).

Ia menerangkan, mengenai rencana mogok kerja, pihaknya telah menentukan timing yang tepat agar tidak begitu memberatkan rakyat. Mengingat akan begitu besarnya dampak dari aksi mogok kerja ini meskipun hanya setengah hari.

“Pilihan yang sulit dengan dampak yang luar biasa, sehingga ketepatan waktunya akan kami pilih yang paling sedikit menimbulkan kesengsaraan pada rakyat. Namun sudah saatnya Rakyat terbangun dari tidurnya, karena pola-pola penurunan kedaulatan (pertama keterpurukan sektor ekonomi, budaya dan berikutnya energi) bangsa dan Negara ini akan mengarah kepada penjajahan model baru. Rakyat harus terbangun dan berbuat sesuatu,” terang dia.

Eko menambahkan, pihaknya juga saat ini tengah merencanakan suatu pertemuan dengan Menteri ESDM untuk mendapat penjelasan dari Pemerintah.

“Pada kondisi seperti ini kami percaya dan sejarah juga telah menunjukkan berulang kali bahwa rakyatlah yang akan menentukan apakah Negeri ini selanjutnya akan menyerah kepada penjajah atau Rakyat yang akan berhasil mengusir penjajah. Peran FSPPB hanya sebagai trigger kebangkitan kekuatan Rakyat,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka