Ketika dikumandangkan qamat “ Allahu Akbar “ maka keimanan akan bergetar dan terbangun dari kelalaiannya. Ketika terdengar “ Asyhadu an laa ilaha illallah”, maka hati akan menjadi terang dan datanglah pertolongan Allah Ta’ala. ” Asyhadu an Muhammadan Rasulullah” menjadikan keyakinan semakin menguat dan menyebar keseluruh jiwanya.

“Hayya ‘ala as shalat” membuat azam semakin mantap, “Hayya‘ala al falah” memperbaharui dalam kesungguhan dan kesempurnaan menghambakan diri, “Allahu Akbar” berulangnya keagungan dan datang rasa haibah (rasa takut dengan penuh mengagungkan kepada Allah).

“laa ilaha illallah” menjadikan jiwa berpasrah, kesungguhan batin semakin sempurna, dengan terulangnya rasa haibah, dan keikhlasan, dzahir menjadi tunduk dan pasrah menjalankan ibadah shalat.

Maka apabila seorang mukmin benar-benar merasakan makna yang terkandung pada kalimat-kalimat qamat yang telah disebut di atas, niscaya dirinya akan benar-benar siap menghadap kepada Sang Khaliq.

Hal ini sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud RA, bahwa ketika waktu qamat telah tiba, maka baginda NabiSAW akan berkata kepada sahabat Bilal:

“يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ أَرِحْنَابِهَا”

Artinya: “Wahai Bilal, qamatlah untuk shalat, rehatkanlah kami dengan shalat itu”(HR. Abu Dawud).

Shalat adalah merupakan sarana untuk merehatkan jiwa dari kepayahan dunia ini, karena shalat adalah sebaik-baik dzikir yang hanya dengan berdzikirlah hati seorang mukmin menjadi tenang.Wallahu A’lam.

Laporan: Abdullah Alyusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid