Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, menguat sebesar 75 poin menjadi Rp14.506 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.581 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan bahwa mata uang dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah seiring ekspektasi pasar terhadap sikap the Fed yang cenderung untuk menunda kenaikan suku bunga (dovish).

“Jelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, ekspektasi pasar semakin kuat bahwa The Fed akan memberikan arah kebijakan moneter yang kurang agresif atau dovish pada 2019 menyusul melambatnya pertumbuhan ekonomi AS,” katanya, Selasa (18/12).

Menurut dia, sentimen sikap the Fed itu dampaknya lebih besar terhadap pasar valas di dalam negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri yakni mengenai naiknya defisit neraca perdagangan Indonesia November 2018.

“Rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp14.500-Rp14.550 per dolar AS dengan peluang menguat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid