Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso (tengah) menunjukan barang bukti hasil dari pengungkapan kasus jaringan narkotika Malaysia di Gedung BNN, Jakarta, Jumat (28/10/2016). BNN berhasil menggagalkan upaya penyeludupan narkotika jenis sabu sebanyak 38,999 gram, 98.690 butir ekstasi dan 50.000 butir H5 yang dibawa dari Malaysia menuju Medan, Sumatera Utara dari tiga orang tersangka dimana salah satunya tewas tertembak karena mencoba melakukan perlawanan.

Bandung, Aktual.Com – Sindikat narkoba kini tengah mengintai kalangan anak-anak dan remaja sebagai pangsa pasar baru untuk meningkatkan penjualannya.

Modus yang dilakukan para pelaku, diantaranya dengan menyisipkan narkoba ke dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak.

“Mereka mencari calon korban baru karena pengguna sekarang ini akan habis, akan putus, meninggal, karena dia terjadi kerusakan permanen pada organ tubuh, sel otak,” ujar Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Polisi Budi Waseso di kampus IPDN Jatinangor Sumedang, Jumat (16/12).

Modus itu sudah terdeteksi seperti ini di kantin-kantin sekolah yang sengaja dibiayai oleh bandar narkoba. Dia mengingatkan, modus peredaran narkoba yang menyasar anak sekolah ini sudah terjadi di hampir seluruh wilayah di tanah air.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan berbagai unsur mulai dari institusi pendidikan, BBPOM, dan para orang tua. Kita harus sama-sama mengawasi peredaran narkoba ke dalam makanan minuman anak sekolah.”

Ironisnya, lanjut dia, peredaran narkoba ini diperburuk dengan keterlibatan aparatur negara, seperti oknum pegawai lembaga pemasyarakatan. Bahkan, menurutnya, 50 persen peredaran narkoba di tanah air ini bisa terjadi akibat keterlibatan oknum di lapas.

“Ada keterlibatan, datanya ada,” ujar Budi, seraya menyontohkan oknum sipir di Sidoarjo dan Kalimantan yang terbukti memfasilitasi pengaturan bisnis narkoba di lapasnya tempat bekerja.

Budi menegaskan, tidak ada ampun bagi pelaku jaringan-jaringan peredaran narkoba termasuk oknum aparatur negara. Dia meminta setiap pimpinan instansi negara untuk menertibkan anggotanya agar jangan nekat terlibat dalam bisnis tersebut.

“2017 saya akan melakukan tindakan massif. Bila perlu, saya akan lakukan penyerbuan. Kalau sudah ada bukti, fakta, kita akan lakukan itu.”

Laporan: Muhammad Jatnika

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu