Murid Madrasah Aliyah Kholid bin Walid Renokenongo menggelar upacara di atas lumpur Lapindo di tanggul titik 42, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (17/8). Upacara tersebut dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI dan mengenang sekolah yang terendam lumpur. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/Zk/foc/15

Sidoarjo, Aktual.com – Siswa Madrasah Aliyah Kholid bin Walid, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, menggelar upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia di dalam kolam penampungan di titik 42 lumpur Lapindo, Sidoarjo.

Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Kholid bin Walid, Ali Masad mengatakan, kegiatan upacara di dalam kolam penampungan ini sebagai salah satu cara untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia.

“Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk mengenang sekolah kami yang sudah hilang tenggelam di dalam luapan lumpur ini,” katanya, Senin (17/8).

Ia mengemukakan, sampai dengan saat ini sekolah mereka yang terendam luapan lumpur Lapindo masih belum mendapatkan ganti rugi.

“Oleh karena itu, kami ingin mengingatkan kepada pemerintah dalam hal ini Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) untuk memberikan ganti rugi atas tenggelamnya sekolah kami karena lumpur,” katanya.

Ia mengatakan, untuk meneruskan proses belajar mengajar kepada siswa, sekolah kini dipindahkan di Glagah Arum Sidoarjo.

“Sejak sekolah kami tenggelam oleh lumpur, kami pindah ke Glagah Arum dengan menyewa dua rumah sebagai tempat melaksanakan proses belajar mengajar kepada siswa,” katanya.

Menurutnya, ganti rugi yang akan diterima oleh sekolah tersebut bernilai sekitar Rp3 Miliar.

“Ini semua kami lakukan untuk mendapatkan hak-hak kami, dan kami berharap sudah ada kejelasan terkait dengan ganti rugi terhadap sekolah kami ini,” katanya.

Pada pelaksanaan upacara ini diikuti oleh sekitar 40 orang siswa dan juga para guru yang ada di sekolah tersebut. Mereka melaksanakan upacara ini di atas kolam penampungan lumpur yang sudah mengeras.

Artikel ini ditulis oleh: