A worker walks in between oil barrels at Pertamina's storage depot in Jakarta in this January 26, 2011 file photo. To match Special Report CHINA-CORRUPTION/INDONESIA REUTERS/Supri/Files (INDONESIA - Tags: ENERGY BUSINESS)

Jakarta, Aktual.com – Center For Budget Analysis (CBA) mendesak penegak hukum, khususnya KPK agar mengambil tindakan dan memeriksa ISC Pertamina atas kerugian yang disebabkan skandal minyak impor oplosan oleh trader Glencore.

Menurut Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, tidak ada alasan bagi KPK untuk ‘menutup mata’ terhadap kasus ini, terlebih komoditas minyak merupakan sektor strategis yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

Bukan hanya itu, kesempatan skandal glencore ini harusnya dimanfaatkan penegak hukum untuk membongkar lebih jauh atas skandal pengadaan minyak lainnya yang selama ini belum terbuka ke permukaan publik.

“Center-For-Budget-Analysis mendesak KPK untuk segera memanggil orang orang Pertamina yang ada dalam ISC untuk diperiksa, karena ada kerugian negara dalam bisnis minyak Libya ini. Sekaligus kesempatan ini untuk melakukan bersih-bersih di BUMM,” kata Uchok kepada Aktual.com, Jumat (30/9).

Lebih lanjut Uchok mengaku merasakan adanya kejanggalan dari sikap Pertamina yang tidak menjatuhkan sanksi tegas kepada Glencore. Kemudian dilain pihak, Glencore seakan tidak merasa bersalah atas perubahan komposisi minyak yang membuat kerugian bagi Pertamina.

“Lihat saja, sampai sekarang Pertamina, belum mengambil tindakan apapun atas perubahan komposisi yang merugikan Pertamina. Kalau ini, bisnis, tentu Pertamina harus minta kerugian karena pesanan minyak ini tidak sesuai komposisinya. Di lain pihak, Glencore tidak merasa bersalah, Ini artinya ada main untuk meraup keuntungan pribadi atau korupsi,” tandas Uchok.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka