Jamaah calon haji berjalan menuju terminal Syib Amir di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa (4/6/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Daker Makkah mengimbau bagi jamaah calon haji Indonesia yang tiba di Makkah pada 06.00 hingga 17.00 waktu Arab Saudi (WAS) untuk melaksanakan umrah wajib pada 22.00 WAS, sementara yang tiba pukul 18.00 hingga 05.00 WAS dapat melaksanakannya pada 09.00 WAS dalam rangka menjaga kesehatan jamaah serta menghindari kepadatan di Masjidil Haram. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom

Jakarta, aktual.com – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menegaskan bahwa proses kepulangan seluruh jamaah haji Indonesia tahun ini akan tetap mengikuti sistem kloter sebagaimana saat keberangkatan. Jamaah yang sempat menempati penginapan berbeda selama di Makkah akan dikumpulkan kembali dalam kelompok kloter masing-masing.

Menurutnya, pendekatan berbasis kloter sangat penting dalam rangka menjaga integrasi data imigrasi dan manifest keberangkatan. Selain itu, semua tiket kepulangan juga telah disiapkan.

“Ini juga penting untuk memastikan kelancaran proses saat check-in, saat penerbangan, dan seterusnya,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Makkah, Senin (12/5/2025).

Muchlis berharap penerapan sistem ini turut memberikan kenyamanan bagi jamaah, khususnya mereka yang sejak awal berangkat dalam satu rombongan.

“Jadi kalau pulang bareng itu kan secara psikologis mereka bisa lebih nyaman lagi bawa oleh-olehnya pulang bersama-sama, gitu ya. Mudah-mudahan kembali ceria dengan senyumannya,” ujarnya.

Berbeda dengan pelaksanaan haji tahun 2024, pada musim haji 2025 pelayanan terhadap jamaah Indonesia dilakukan oleh delapan syarikah. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kualitas pelayanan selama mereka berada di Tanah Suci.

Namun demikian, kehadiran delapan penyedia layanan tersebut menimbulkan tantangan koordinasi dan komunikasi, salah satunya menyangkut pembagian akomodasi berdasarkan syarikah. Hal ini mengakibatkan jamaah dalam satu kloter yang tiba di Madinah bisa menempati hotel yang berbeda saat tiba di Makkah.

“Idealnya memang satu kloter itu ditangani oleh satu syarikah penyedia layanan,” ujar Muchlis, Senin (12/5/2025).

Akan tetapi, menurutnya, hal tersebut sulit dihindari mengingat sejumlah dinamika teknis yang terjadi menjelang keberangkatan, seperti keterlambatan visa, perubahan manifest, hingga sinkronisasi data penerbangan.

“Ini tidak bisa dihindari,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa ketika jamaah gelombang pertama tiba di Madinah sejak 2 Mei, penempatan hotel dilakukan sesuai susunan kloter meskipun berisi campuran jamaah dari berbagai syarikah.

“Jadi sesuai dengan kedatangan mereka dari Indonesia, itu di Madinah. Jadi pendekatannya kalau di Madinah itu bukan pengelompokan berdasarkan syarikah,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain