Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi saat mengikuti agenda rapat bersama SKK Migas di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2016). Rapat bareng DPD, DPR dan SKK Migas ini membahas masalah Blok Masela. Aktual/Junaidi Mahbub

Jakarta, Aktual.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan kondisi cadangan migas di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun seiring temuan yang kian langkah dan wilayah kerja yang sulit.

Kondisi ini diperparah oleh harga minyak dunia yang tak kunjung ekonomis bagi industri migas sehingga banya K3S mengurangi aktifitasnya, akibatnya jumlah K3S semakin berkurang yang menghambat eksplorasi dan produksi. Maka tidak heran jika SKK Migas memproyeksi lifting 2017 lebih rendah dari tahun sekarang.

“Cadangan minyak dan kondensat menurun terus, cadangan gas juga demikian lebih fluktuatif tapi menurun,” kata kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Senayan Jakarta, Senin (5/9).

Kemudian paparnya, jumlah K3S yang beroperasi tahun lalu mencapai 312, namun sekarang tersisa menjadi 288. Dari jumlah itu, sebanyak 85 nya sudah masuk eksploitasi, sedangkan eksplorasi konvensional ada 147 K3S dan non konvensional ada 56.

Namun pada 2017 mendatang setidaknya terdapat 4 blok yang mengalami produksi yakni Madura BD dan blok Tegal Bacing di perkirakan on stream pada triwulan pertama, sedangkan jangkrik dan Jangkrik north east diperkirakan on stream triwulan 3 tahun depan.

Kemudian jika ditinjau dari 15 K3S terbesar, maka program kerja utama 2017 direncanakan ada 343 drilling, work over ada 1005, well services ada 32.094, dan tentunya SKK Migas juga akan melakukan monitoring proyek-proyek yang diperkirakan on stream 2017 tersebut.

“Ada 4 yang direncanakan onstream 2017, Madura BD onstream triwulan 1, Tegal Bacing triwulan 1, Jangkrik triwulan 3, Jangkrik north east triwulan 3 kita akan lakukan monitoring itu,” tandas Amin.

(Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka