Bank Woori Saudara (Foto: Istimewa)
Bank Woori Saudara (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com — Manajemen PT Bank Woori Saudara Indonesian 1906, Tbk menyebutkan suku bunga simpanan yang masuk kategori special rate tidak lagi mendapat suku bunga istimewa.

Saat ini, untuk kategori special rate biasanya mendapat suku bunga dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 7,5% plus 2%, sehingga menjadi 9,5%. Tapi saat ini, sudah diturunkan menjadi bunga LPS plus 1%.

“Tadinya kami tawarkan suku bunga itu sebesar special rate plus-plus. Tapi sekarang hanya plus saja,” tandas Wakil Presiden Direktur Bank Woori, Madyantoro Purbo, di Jakarta, Rabu (23/3).

Dengan adanya bunga simpanan yang diturunkan, pihaknya mengakui kalau biaya dana (cost of fund) menjadi lebih rendah lagi. Sehingga capping suku bunga kredit yang diharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi bisa menguntungkan pihak Bank Woori.

“Saat ini kami masih menggodoknya. Tapi sepertinya masih lama (suku bunga kredit) diturunkan. Karena sepertinya itu hanya untuk bank BUKU IV dan III,” kilah dia.

Menurut dia, pihaknya yang masih dalam kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) II mengklaim belum begitu didorong untuk menurunkan suku nunga kreditnya.

“Kami masih akan terus menyesuaikan terus, apalagi BI Rate juga bisa yerus diturunkan. Saat ini memang suku bunga dasar kredit (SBDK) di angka 14-15 persen,” tegas dia.

Namun pihaknya akan terus menggonjot permodalan terutama dari perusahaan induk di Korea Selatan sana. Karena permodalan di perusahaaan induk sana cukup besar.

“Kami pastikan tidak akan lama menjadi masuk ke BUKU III,” tehas dia.

Pihaknya pun menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 17-18 persen dari poisis akhir 2015 Rp 13,37 triliun dengan posisi aset saat ini sebesar Rp20,02 triliun.

Di tempat yang sama, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi, Hardono Budi Prasetya menambahkan, ke depan pihaknya tidak akan selalu mengandalkan marjin bunga dalan rangka mengincar keuntungan.

Tetap pihak Woori akan mengandalkan penghasilan dari fee base income. Sehingga perseroan akan terus mengembangkan infrastruktur teknoliginya. Melaui produk, ekspor-impor, remitensi, save management, produk valuta asing, dan lainnya.

“Kami marjin dari situ cukup besar. Makanya fee base income kami mencapai 20 persen lebih. Tapi memang untuk perbankan, keuntungan marjin bunga masih sangat diandalkan,” pungkas Hardono.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan