Buruh mengangkut garam sisa produksi tahun 2015 di lahan garam desa Bunder, Pademawu, Pamekasan, Jatim, Senin (14/3). Petani garam di Madura berharap Pemerintah menepati janjinya untuk meninjau ulang Permendag No. 125 Thn 2015 tentang ketentuan impor garam yang sempat dipersoalkan oleh petani garam di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/nz/15

Gunung Kidul, Aktual.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meminta masyarakat Kabupaten Gunung Kidul memanfaatkan potensi laut sepanjang 80 kilometer, untuk memproduksi garam.

“Kalau nelayan karena masalah cuaca tidak bisa melaut, maka gantinya membuat garam. Atau warga sekitar pantai yang selama ini hidup miskin, maka usaha pembuatan garam skala keluarga. Kalau ini dilakukan kesejahteraan masyarakat pesisir tentu akan lebih baik,” kata Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Sabtu (12/8).

Didampingi Bupati Gunung Kidul Badingah, Sultan melihat secara langsung proses pembuatan garam secara tradisional menggunakan terpal ukuran empat meter kali enam meter.

Menurut Sultan, di wilayah Gunung Kidul, ada beberapa tempat di yang direncanakan untuk produksi garam, di antaranya Pantai Sepanjang, Pantai Nguyahan, dan Pantai Ngrenehan. “Namun informasinya, kualitas paling baik garam di Pantai Sepanjang ini.”

Untuk mewujudkan hal ini, Pemerintah DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, akan memberikan pelatihan pembuatan garam bagi nelayan dan masyarakat sekitar pesisir di Gunung Kidul.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu