Jakarta, Aktual.com — Maria Katarina Sumarsih (atau yang akrab disebut Sumarsih) tetap bersikukuh mempertahankan tempat yang biasa ia melakukan aksi (depan Istana Presiden, red), meskipun beberapa aparat keamanan melakukan tindakan pemaksaan untuk memindahkan dirinya dari depan Istana Presiden.

Sumarsih dengan tegas mengatakan, tidak akan pindah hingga kasus pelanggaran HAM masa lalunya dituntaskan.

“Saya mau dipindah kemana pun kalau kasusnya diselesaikan,” ucap ia kepada Aktual.com di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (7/1).

Ketegasan tersebut, ia pertahankan, walaupun ada Undang-Undang No. 9 tahun 1998 yang melarang mengadakan demonstrasi pada jarak 100 meter dari pagar Istana.

“Ya biarin. Memang Undang-Undangnya bunyinya begitu, kok. Tapi saya udah bilang, sama-sama kita melanggar Undang-Undang. Di sini saya bilang, nggak ada titik temu bicara Undang-Undang. Aparat melanggar saya juga melanggar. Karena itu saya akan di sini,” tegas Sumarsih.

Sumarsih menambahkan, bila aparat Kepolisian ingin memindahkan dirinya maka ia meminta untuk sekalian dibawa ke kantor polisi.

“Saya bilang ‘boleh diangkut (saya) bawa ke kantor polisi. Kita dialog di sana bukan di sini dan jangan dibawa ke sebelah. Ayo ke kantor polisi. Di kantor polisi bisa membuat laporan ke Polri supaya Polri sebagai pembantu Presiden bisa ngasih masukan ke Presiden bagaimana cara selesaikan kasusnya (pelanggaran ham masa lalu),” urai ia menambahkan.

Untuk diketahui, dalam aksi kamisan tersebut merupakan aksi yang ke-421 sejak 18 Desember 2007 lalu. Dalam waktu tersebut penuntasan pelanggaran HAM masa lalu tidak juga mengarah pada penyelesaian. Dalam hal itu Sumarsih mengatakan, bahwa Kejaksaan Agung tidak memliki keberanian. Dan, penghuni Istana masih berkutat dalam kepentingan politik.

“Jaksa Agung (HM. Prasetyo, red) nggak ada keberanian dalam penuntasan kasus. Kepentingan politik jelas. Bagaimana Pak Wiranto bagaimana Pak Hendro Priyono, bagaimana Pak Sutiyoso yang sekarang jadi Kepala BIN berlindung di ketiaknya Pak Jokowi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: