Ini adalah merupakan adab mulia baginda Nabi SAW atas kehendak Allah Ta’ala, sebagaimana Allah berfirman
“قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ”
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah melihat pandanganmu ke langit yang terus-menerus “(QS. Al Baqarah: 144). Sebagai isyarah baginda Nabi SAW mengharapkan wahyu turun untuk memindahkan qiblatnya ke Ka’bah.
Hingga akhirnya Allah menurunkan wahyunya, memenuhi harapan baginda Nabi SAW. Allah berfirman:
“فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ”
Artinya: “Maka sesungguhnya Kami arahkan kamu kepada qiblat yang kamu ingini, maka menghadaplah kepada arah masjil Alharam “(QS. Al Baqarah: 144).
Syekh Yusri menambahkan, bahwa sangatlah berbeda antara maqam Muhammadi dengan maqam Musawi (Nabi Musa AS), yang mana Nabi Musa AS meminta untuk melihat Allah (Tajalli Ar Ru’yah) ketika Allah sedang memperlihatkan kepadanya atsar dari sifat KalamNya (Tajalli Al Kalam). SebagaimanaAllah berfirman:
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid