Sebagaimana baginda Nabi SAW mengajarkan kepada umatnya, agar senantiasa ridha terhadap apa yang telah dituliskan oleh Allah untuknya, sehingga tidak meminta untuk diawalkan sesuatu yang Allah kehendaki untuk mengakhirkannya, juga tidak meminta untuk mengakhirkan sesuatu yang Allah kehendaki untuk terjadi sekarang.
Sebagaimana kita juga wajib berhusnudzan kepada Allah Ta’ala dalam keadaan apapun, serta meyakini bahwa Allah selalu memberikan yang tebaik bagi kita. Allah Ta’ala adalah Dzat yang Al Lathif (Lembut dengan penuh kasih sayang) pada setiap keputusan qadha dan taqdirNya, sebagaimana imam IbnuAthaillah As Sakandari dalam kitab Al Hikamnya berkata:
“ مَنْ ظَنَّ انْفِكَاكَ لُطْفِهِ عَنْ قَدَرِهِ فَذَلِكَ لِقُصُوْرِ نَظَرِهِ”
Artinya: “Barangsiapa yang mengira bahwa kasih sayang Allah terlepas dari taqdirNya, maka hal ini disebabkan oleh kesempitan dalam carapandangnya“. Wallahu A’lam.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid