“Tujuan menjenguk orang sakit bukanlah agar yang sakit tahu bahwa si fulan telah menjenguk, akan tetapi hal ini semata-mata kita berta’amul (berinteraksi) dengan Allah melalui makhluknya, dan Allah akan memberikan pahala di dalamnya”, jelas syekh Yusri.
Imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa sahabat Jabir bin Abdillah Ra berkata:
” مَرِضْتُ مَرَضًا فَأَتَانِى النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَعُودُنِى وَأَبُو بَكْرٍ وَهُمَا مَاشِيَانِ فَوَجَدَانِى أُغْمِىَ عَلَىَّ فَتَوَضَّأَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ صَبَّ وَضُوءَهُ عَلَىَّ فَأَفَقْتُ”
Artinya: “Saya ketika itu sakit, dan Baginda Nabi Saw datang bersama Abu Bakar Ra dengan berjalan kali untuk menjengukku, dan mereka menjumpaiku dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kemudian baginda Nabi SAW berwudhu dan memercikan air bekas wudhunya kepadaku, lalu aku pun tersadar”(HR. Bukhari). Wallahu A’lam.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid