Mereka makan apa yang baginda Nabi makan, dan jika baginda tidak makan maka merekapun tidak makan. Pimpinan dari mereka adalah Abu Hurairah RA, sehingga baginda pun membutuhkan uang untuk memenuhi keperluan mereka, sehingga bagiannya dari khaibar ini dialihkan untuknya.
Akhirnya baginda Nabi pun tidak mengiyakan permintaan purti kesayangannya. Memang sudah menjadi akhlak baginda yang sangat mulia, yaitu selalu itsar (mendahulukan orang lain dari pada dirinya) dalam segala perkara dunia. Baginda pun tahu jikalau putri kesayangannya pasti memahami akan hal ini.
Sayyidah Fatimah adalah hasil dari didikan baginda Nabi, sehingga akhlaknya pun seperti ayahnya. Sebagaimana telah diriwayatkan, bahwa suatu hari Sayyida Ali RA bekerja pada seorang anshari untuk menyiram kurmanya, untuk mendapatkan upah sekantong gandum.
Pada esok harinya , Sayyidah Fatimah pun memasak sepertiganya, hingga ketika sudah matang datanglah seorang miskin lalu diberikan masakan itu kepadanya.
Kemudian masaklah sepertiga yang kedua, lalu datang lagi seorang anak yatim hingga diberikan lagi kepadanya.
Kemudian sayyidah Fatimah RA memasak lagi sepertiga yang terakhir, lalu datang lagi seorang tawanan perang dari orang kafir dan meminta sedekah kepadanya, sehingga mereka sekeluarga tidak ada yang makan pada hari itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid