Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab Bukharinya menjelaskan bahwa Baginda Nabi Saw adalah masih hidup dialam barzakhnya, akan tetapi dengan kehidupan yang sesuai dengan alamnya, dan tidak terikat dengan aturan-aturan kehidupan seperti di dunia ini, seperti halnya makan, minum, bernafas dan lain sebagainya.
Karena itu termasuk mengkiaskan perkara yang ghaib yaitu alam barzakh dengan perkara yang kita bisa melihatnya di dunia ini. dimana pengkiasan ini adalah kias yang mustahil.
Kedudukan dan pangkat para Nabi adalah diatas maqamnya para syuhada menurut ijma’ seluruh umat islam. Allah Swt melarang kita untuk berkata dengan lisan kita kepada orang yang mati syahid bahwa dirinya telah mati, sebagaimana dalam firman-Nya:
” وَلا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ”
Artinya: “Dan janganlah kalian berkata terhadap orang yang syahid di jalan Allah Swt bahwa dia adalah orang-orang mati, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang masih hidup, dan kalian tidak merasakannya” (QS. Al Baqarah: 154).
Bahkan kita pun dilarang untuk untuk beranggapan dengan hati kita, bahwa mereka para syuhada adalah orang-orang yang sudah mati. Allah Swt telah berfirman:
“وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ”
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid