Jakarta, Aktual.com – Syeh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah dalam pengajian Shahih Bukharinya menjelaskan bahwa bertawasul (mengambil perantara dalam meminta sesuatu kepada Allah Ta’ala) adalah merupakan suatu hal yang sudah dilakukan sebelum baginda Nabi SAW diutus sebagai seorang Rasul.
Sebagaimana telah diriwayatkan oleh kitab-kitab sejarah Nabi, bahwa paman baginda Nabi yaitu Abi Thalib manakala di Mekkah terjadi kekeringan, maka dirinya akan membawa baginda Nabi thawaf di Ka’bah lalu bertawasul kepada Allah dengan anak dari saudaranya ini.
Sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, bahwa
“حَدَّثَنَا سَالِمٌ عَنْ أَبِيهِ رُبَّمَا ذَكَرْتُ قَوْلَ الشَّاعِرِ وَأَنَا أَنْظُرُإِلَى وَجْهِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم يَسْتَسْقِى فَمَا يَنْزِلُ حَتَّى يَجِيشَ كُلُّمِيزَابٍ”
Artinya: “Telah diceritakan dari Salim dari ayahnya, bahwa dia berkata :” saya teringat ucapan seorang syair, dan saya melihat kepada wajah mulia baginda Nabi SAW, syair ini bertawasul meminta hujan , maka hujan pun turun deras memenuhi talang air (saluran air di atap rumah)”. (HR. Bukhari).
Syi’ir yang dimaksud adalah yang telah dilantunkan oleh Abu Thalib, yaitu yang berbunyi:
“وَأَبْيَضَ يُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ ثِمَالَالْيَتَامَى عِصْمَةً لِلأَرَامِلِ ”
Artinya: “ Demi anak yang putih (baginda Muhammad SAW), yang menjadi wasilah turunya hujan karenanya * harapan bagi anak-anak yatim dan pelindung para janda (HR. Bukhari)..
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid