Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah dalam pengajian Bahjat Annufusnya menjelaskan, bahwa baginda Nabi SAW adalah orang yang mengetahui perkara ghaib seperti halnya mengetahui perkara dzahir, sebagaimana para sahabatnya juga tahu akan hal tersebut.
Diantara yang menunjukkan hal ini adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitab Sunannya, tentang kisah tamu baginda Nabi SAW dari kabilah Abdil Qais yang datang kepadanya untuk masuk islam. Masing-masing dari mereka bergegas untuk bertemu dengan baginda Nabi SAW, lalu mencium tangan dan kaki mulianya.
Kecuaili pimpinan dari mereka, yaitu Al Mundzir Al Asyaj, beliau lebih memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan memakai pakaiannya yang baru, dan tidak langsung pergi kepada baginda dengan pakaian yang dipakainya selama perjalanan.
Rasulullah pun tertarik akan akhlak serta perangai yang ada pada dirinya, karena sesungguhnya inilah yang diajarkan oleh islam, yaitu alhilmu (bijaksana )dan al anah (tidak tergesa-gesa). Baginda pun berkata kepadanya, :” إِنَّ فِيكَ خَلَّتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ ” yang artinya “ Sesungguhnya ada dua sifat ada di dalam dirimu yang disukai oleh Allah Ta’ala, yaitu bijaksana dan tidak tergesa-gesa “(HR. Abu Dawud).
Kedua sifat tersebutlah yang menjadikan dirinya bijaksana dalam bersikap dan bertindak, sehingga memilih untuk menghadap kepada baginda dalam keadaan badan yang bersih dan wangi, serta dengan memakai pakaian yang indah sebagai bentuk memuliakan baginda Nabi SAW. Tentu hal ini adalah merupakan ajaran Al Qur’an, sebagaimana Allah berfirman:
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid