Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya menjelaskan bahwa seorang hamba hendaklah senantiasa menjaga dan istiqamah dalam melakukan amal ketaatannya. Jangan sampai amal ibadah yang telah dibangunnya, hilang begitu saja oleh perbuatan kemaksiatan yang diperbuatnya.
Hal ini adalah sebagaimana telah diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa Abdullah bin Abbas RA mentafsiri firman Allah Swt:
” أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ”
Artinya: “Apakah diantara dari pada kalian ada yang menginginkan untuk memiliki kebun kurma dan anggur, yang dibawahnya mengalir sungai dan didalamnya juga bermacam-macam buah, kemudian setelah dirinya mencapai umur yang tua dan memiliki banyak keturunan, tiba-tiba (perkebunannya) terkena angin kencang (tornado) dan menghanguskannya”(QS. Al Baqarah: 266).
Abdullah bin Abbas RA berkata bahwa ayat inia dalah sebagai perumpamaan orang yang kaya yang senantiasa beribadah kepada Allah Swt, kemudian dirinya tergoda dengan bujuk rayuan syaitan, sehingga melakukan kemaksiatan hingga seluruh amal pahalanya habis.
Kenikmatan yang dia miliki, adalah karunia Allah yang telah diberikan kepadanya oleh sebab dirinya adalah merupakan ahli ibadah, akan tetapi pada akhir hayatnya, dirinya terjerumus kedalam jurang kemaksiatan.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid